Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli benar-benar serius akan memberantas mafia garam. Selain itu Rizal juga berkomitmen untuk memperbaiki rantai industri sehingga dalam 2 tahun ke depan industri garam akan terasa besar manfaatnya.
Tak tanggung-tanggung Rizal pun mengeluarkan 5 jurus “kepretan” dalam memberantas mafia garam yang dia sebut sebagai 7 begal dalam industri garam dalam negeri.
Pertama, Rizal meminta Menteri Perdagangan mengubah sistem dari sistem kuota impor garam menjadi sistem tarif. Sistem kuota dinilainya menciptakan oligopoli alias kartel garam impor yang memainkan harga garam di dalam negeri. Rizal mengusulkan tarif impor garam sebesar Rp200/kg.
“Kami minta Mendag ganti sistem kuota dengan sistem tarif. Rp 200 per kg cukup memberi perlindungan. Ini lebih bagus daripada subsidi langsung ke petani,” kata Rizal usai Rakor bersama 3 Menteri di Kantornya, Senin (21/9).
Kedua, Rizal meminta pengawasan terhadap peredaran garam impor diperketat. Hal ini karena banyaknya garam untuk kebutuhan industri aneka pangan merembes ke pasar garam konsumsi atau rumah tangga. Padahal, pasar garam konsumsi tertutup untuk garam impor.
“Ada dugaan kebocoran (garam industri) aneka pangan ke konsumsi. Kalau industri kita perkenankan mereka impor berapa saja, tapi kita lakukan post audit. Untuk mencegah kebocoran, aparat terkait harus memonitor betul-betul supaya terjadi segmentasi yang efektif,” tegasnya.
Ketiga, Rizal mendorong Kementerian Perdagangan untuk membangun industri garam yang berkualitas tinggi untuk industri farmasi, kaca, dan sebagainya.
“Tidak bisa dihindari kita harus bangun industri garam berkualitas tinggi untuk industri maupun konsumsi. Kami minta Kemendag undang investor, kalau perlu diberi insentif. Kita impor hampir 2,2 juta ton garam industri tiap tahun, harus ada investor baru,” kata Rizal.
Keempat, Rizal meminta kepada Menteri KP, untuk benar-benar meningkatkan kualitas garam lokal agar dapat bersaing dengan garam impor.
“Garam rakyat harus diperbaiki kualitasnya. Tolong ciptakan alat-alat yang sederhana, mudah dipakai rakyat, Bu Susi bantu sebar alat-alat itu, bagaimana membersihkan garam rakyat dengan efisien,” ucapnya.
Terakhir kata Rizal akan dibentuk Tim Monitoring yang terdiri dari pejabat eselon II Kemendag, Kemenperin, KKP, dan Sekretaris Menko Kemaritiman dan Sumber Daya. Tim ini akan bersama-sama menghitung impor garam, mengawasi peredaran garam impor, dan mengendalikan harga.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan