Myanmar, Aktual.com – Pimpinan tertinggi tentara Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing mengeluarkan pernyataan memberi kesempatan bagi perempuan untuk jadi Presiden Myanmar.
Kata dia, pihaknya tidak akan membatasi peluang perempuan untuk memimpin Myanmar. “Saya menyambut mereka. Pria atau wanita menjabat, saya menyambut mereka,” kata panglima tentara itu di pertemuan di markas tentara di ibu kota, Naypyidaw, Senin (21/9) waktu setempat.
Kata dia lebih lanjut, dirinya bisa mencapai posisi sekarang juga karena bimbingan seorang ibu. Tak hanya untuk jabatan presiden, kata dia lebih lanjut, jabatan tertinggi untuk tentara pun bisa saja diduduki oleh perempuan. “Banyak perempuan perwira di Tatmadaw kami sekarang. Kami melihat mereka juga sangat mampu,” kata dia.
Kendati demikian, pernyataan Hlaing yang disampaikan jelang digelarnya pemilihan umum 8 November nanti itu di saat yang sama justru tidak memberi peluang pada masuknya pemimpin perempuan terkenal di Myanmar, Aung San Suu Kyi untuk ikut bertarung.
Pasalnya, peluang untuk Suu Kyi ikut bertarung di pemilu presiden sudah ditutup oleh tentara juga. Yakni dengan adanya Undang-Undang Dasar rancangan tentara yang menyebut Myanmar tidak boleh dipimpin oleh keturunan asing. Sedangkan anak Suu Kyi lahir di Inggris dari ayah warga Inggris.
Jadi meskipun tentara memberi lampu hijau bagi pemimpin perempuan untuk maju di pemilu presiden dan Liga Bangsa untuk Demokrasi diperkirakan bakal meraup suara banyak, namun bukan berarti Suu Kyi bakal melenggang ikut pertarungan.
Artikel ini ditulis oleh: