Jakarta, Aktual.com — Sebanyak Tiga Mahasiswa dari Institut Ilmu Sosial dan Politik (IISIP) dan Universitas Bung Karno (UBK) yang tergabung dalam Aliansi mahasiswa Peduli Parlemen mendatangi Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Mereka melaporkan dugaan pelanggaran kode etik terkait rangkap jabatan yang dilakukan Menko PMK Puan Maharani dan Mendagri Tjahjo Kumolo yang juga masih menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019.
Para mahasiswa ini memberikan alat bukti berupa kliping-kliping dari pemberitaan media dan menyerahkan simbol kepada MKD berupa boneka yang melambangkan seorang ‘puteri’.
“Kita berkumpul mewakili masyarakat mengadukan tentang yang terjadi di parlemen kita. Dimana parlemen kita bertindak seperti anak-anak. Kita tahu program legislasi tak tercapai. Belum lagi Puan dan Tjahjo yang belum di-PAW oleh partainya. Ini jadi suatu kerugian bagi masyarakat,” ujar Mahasiswa IISIP Tintus Pormancius selaku pelapor di ruang MKD, Senayan, Jakarta, Selasa (22/9).
Pihaknya berharap, MKD memproses dan menindaklanjuti agar proses PAW bisa berlangsung dan DPR bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
“Kita ingin lahirnya legislasi yang berpihak ke masyarakat bukan sebagai politik dagang sapi. Kita coba dorong MKD untuk proses ini sehingga anggota parlemen bekerja sesuai fungsi mereka dan lahirkan legislastor yang berguna bagi masyarakat,” ungkapnya.
Selain menyerahkan laporan berupa kliping, Tintus juga memberikan sebuah simbol kepada MKD agar menjalankan fungsinya dalam menegakkan dan mendisiplinkan anggota yang hari ini tidak berkontribusi serta kinerjanya tidak tercapai.
Kemudian, Tintus memberikan sebuah boneka berwarna oranye yang berkarakter seorang putri. “Stop ibu Puan sebagai tuan putri di pemerintahan ini,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: