Semarang, Aktual.co — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mulai angkat bicara soal penafsiran makna ‘Petugas Partai’ oleh publik saat disampaikan dalam pidato ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri pada Kongres di Bali, pekan lalu.
Menurutnya, keputusan partai berupa rekomendasi sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Jateng adalah petugas partai. Pasalnya, negara demokrasi menghendaki lahirnya sebuah partai-partai.
“Sebenarnya nggak usah repot soal apa itu petugas partai. Petugas partai begini loh, sama seperti menjadi anggota TNI yang ditugaskan ke daerah. Polri menitipkan anggotanya di luar tugas kepolrian, itu namanya tugas Polri. Saya bingung kenapa diskursus petugas partai dibuat ribet,” kata Ganjar Pranowo di wisma Perdamaian Semarang, Selasa (14/4).
Lebih lanjut dijelaskan, seseorang anggota partai yang ditugaskan, hanya ditugaskan saja. Rekomendasi partai yang diberikan merupakan tugas kepartaian. Maka, penafsiran petugas partai tidak susah risau dengan masalah yang dibuat dipatable.
“Apa saya dengan pak Heru duduk sekarang ini bukan petugas partai, jika tidak direkomendasi PDIP ?. Apa saya bisa seperti ini, itu bukan fungsi pengertian si petugas partai,” tanya dia.
Dikatakan, keliru bila si petugas partai yang memikirkan partainya saja. Justru setelah menduduki jabatan harus memikirkan rakyat. Indikator-indikator itu menjadi alat pengecekan petugas partai.
“Apakah si petugas partai hanya memikirkan partai saja, itu namanya salah. Makanya tidak usah risau masalah petugas partai, yang penting duduk memikirkan rakyat,” ujar dia.
Publik dipersilahkan oleh politisi PDIP itu menilai terhadap ketugasan partai dalam kebijakan Gubernur-Wakil Gubernur Jateng selama lima periode mendatang.
“Silahkan keputusan-keputusan saya boleh dicek, apakah membela rakyat atau partai. Sebaliknya, Jokowi-Jk apakah membela seluruh rakyat atau membela partai,” terangnya.
Tak jauh beda pula dengan banyak penafsiran publik atas pidato politik Megawati Soekarno yang mengisyaratkan peringatan kepada kebijakan presiden Joko widodo dan secara umum kader partai bermoncong putih itu.
Ditambahkan, posisi Jokowi-Jk di Jateng banyak didukung banyak masyarakat, dan berbagai partai koalisi. Keduanya bisa mengklaim dan berdalih didukung menjadi Presiden atas kehedak rakyat Jawa Tengah dan partai koalisi.
“Loh kalau saya di Jateng, cuma satu partai. Maka saya ini ditugaskan partai. Jika bukan ditugaskan partai, berati sama saya kayak malin kundang. Tapi keputusan saya dicek apakah membela masyarakat Jateng atau partai,” pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh: