Balikpapan, Aktual.com – Lahan Pusat Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur (Kaltim) di Samboja Lestari, Rabu, habis dilalap si jago merah sejak Rabu (23/9) siang.
Communication Officer BOS Foundation, Nico Hermanu mengatakan kebakaran bermula dekat portal yang membatasi wilayah Samboja Lestari dengan Desa Tani Bakti. Sedikitnya api telah melahan lahan seluas 100 hektare.
Upaya pemadaman dilakukan staf Samboja Lestari dibantu oleh personel TNI dari Detasemen Kavaleri Kodam VI/Mulawarman dan Koramil Samboja yang bertugas di dekat wilayah kerja Samboja Lestari.
Dia mengaku khawatir kebakaran ini berdampak buruk bagi para orangutan rehabilitasi di Samboja Lestari.
Dituturkan dia, belum ada bantuan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dan Dinas Pemadam Kebakaran setempat untuk memadamkan api.
“Serta keseriusan segenap jajaran pemerintah dalam menanggulangi bencana asap,” kata dia, di Balikpapan, Rabu (23/9).
Sebelumnya kebakaran pernah terjadi di lahan rehabilitasi hutan seluas 30 hektare yang berada di wilayah Pusat Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari milik Yayasan BOS pada awal September 2015, katanya.
Dalam rentang sebulan terakhir, yaitu tanggal 31 Agustus dan 1 September lalu, lahan milik Samboja Lestari juga habis dilalap api. Saat itu, kebakaran terjadi pada dua kesempatan terpisah dan menghabiskan lahan seluas 30 hektare dari luas keseluruhan Samboja Lestari, yakni 1.852 hektare, ujarnya.
Pekan lalu, staf Samboja Lestari dibantu sejumlah relawan telah melakukan upaya penanaman kembali di sebagian kecil lahan yang sebelumnya penuh dengan pohon meranti merah.
“Dalam insiden hari ini, kami menduga api berasal dari cuaca panas dan kekeringan yang secara alamiah bisa menyulut kebakaran. Sejauh ini belum ada orangutan rehabilitasi yang menjadi korban,” kata Nico.
Meski begitu, pihaknya tetap menghadapi risiko timbulnya gangguan kondisi kesehatan dan psikologis para staf dan orangutan kami di Samboja Lestari akibat kejadian-kejadian ini, ditambah lagi dampak bencana asap yang melanda seluruh Pulau Kalimantan yang belum juga tertanggulangi secara maksimal. “Kami sangat mengharapkan bantuan nyata dari berbagai pihak terkait, khususnya BKSDA,” ucap dia.
Artikel ini ditulis oleh: