Jakarta, Aktual.co — Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa dibuka turun 8,88 poin atau 0,16 persen menjadi 5.438,52, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 melemah 2,25 poin (0,24 persen) menjadi 946,27.
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini dengan pelemahan. Kembalinya pelaku pasar melanjutkan aksi jualnya membuat IHSG kian terbenam di zona merah. “Tidak banyak indeks sektoral yang menguat dimana hampir mayoritas mengalami pelemahan. Penguatan yang terjadi lebih banyak dialami saham-saham lapis bawah,” ujar Kepala Riset dari NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Pada perdagangan Selasa (14/4) IHSG diperkirakan Reza berada pada rentang support 5.415-5.426 dan resisten 5.455-5.490. Menurutnya, laju IHSG gagal mendekati area target resisten, dan jika aksi jual tidak terbendung maka pelemahan dapat dimungkinkan terjadi.
“Meski kami berharap pelemahan dapat lebih terbatas, namun tetap cermati dan antisipasi bila terdapat potensi pelemahan lanjutan,” pungkasnya.
sementara itu, pada perdagangan hari ini (14/4), First Asia Capital memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak dengan support di 5410 dan resisten di 5490 cenderung bergerak di teritori negatif.
“Pelaku pasar diperkirakan masih berhati-hati mengambil posisi beli menyusul kekhawatiran atas perlambatan ekonomi China dan domestik,” ujar Analis First Asia Capital, David Sutyanto dalam riset yang diterima Aktual, Jakarta, Selasa (14/4).
Selain itu, sambungnya, pelaku pasar juga tengah mengantisipasi pertumbuhan ekonomi domestik kuartal pertama tahun ini yang diperkirakan melambat di 5% dan antisipasi rilis laba emiten kuartal pertama.
“Pada perdagangan saham kemarin (Senin, 13/4), pergerakan IHSG didominasi aksi ambil untung di tengah tipisnya nilai transaksi. IHSG sepanjang perdagangan bergerak di teritori negatif tutup di 43,931 poin (0,8%) di 5447,409,” jelasnya.
Ia menambahkan, koreksi IHSG kemarin terutama dimotori pemodal asing yang mencatatkan nilai penjualan bersih Rp682,35 miliar setelah selama pekan sebelumnya mencatatkan nilai pembelian bersih Rp765,21 miliar.
“Koreksi IHSG kemarin tidak sejalan dengan tren pasar saham Asia yang umumnya bergerak di teritori positif terutama dimotori oleh saham China,” tambahnya.
Pasar saham China melonjak 2% setelah pasar berspekulasi otoritas China akan melanjutkan stimulus moneternya menyusul anjloknya surplus perdagangan China Maret lalu yang hanya USD3,1 miliar dibandingkan surplus Februari USD60,6 miliar.
“Hal ini mengindikasikan koreksi IHSG kemarin terutama dipicu sentimen domestik, terutama antisipasi pasar atas rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia 1Q15 yang diperkirakan melambat hanya mencapai 5% dibandingkan periode yang sama 2014 mencapai 5,2%,” papar David.
Artikel ini ditulis oleh:















