Semarang, Aktual.com — Memasuki hari raya idul adha 1436 Hijiriah menjadikan barokah tersendiri bagi pengupas kepala hewan qurban. Warga kampung Bustaman Semarang tak biasa menjual sate kambing, melainkan tiba-tiba beralih profesi menjadi tukang pengupas kepala sapi.

Akhsinul Khuluq, buruh pengupas kepala sapi di kampungnya kebanjiran order sejak hari raya Idul Adha yang ditetapkan Muhammadiyah pada Rabu (23/9), hingga hari raya bagi warga Nahdhotul Ulama pada Kamis (24/9).

“Sampai sore ini, masih ada beberapa kepala sapi yang harus dikelupas. Dan hari paling ramai jasa pengupasan kepala sapi pada hari ini,” ujar dia.

Sejak 15 tahun terakhir menjadi tukang pengupas kepala sapi maupun kambing, pria berusia 30 tahun itu meraup rezeki ketika hari raya Idul Adha. Bahkan tak hanya hari raya Idul Adha saja, melainkan paska tanggal 13 Dzulhijah masih kebanjiran pesanan.

Rata-rata jasa pengupasan kepala sapi, ia mematok tarif Rp150 ribu-Rp200 ribu. Sedangkan, kepala kambing dipatok tarif Rp50 ribu-Rp75 ribu. Setiap mengupas kepala sapi, dirinya membutuhkan waktu 1,5 jam, sedangkan kambing membutuhkan waktu 30-45 menit.

Menurut dia, mengupas kepala hewan qurban harus sabar dan ulet. Pekerjaan itu harus berlahan-lahan kepala hewan qurban dibakar lebih dulu, lalu dikelupas dengan pisau maupun sendok.

“Gampang-gampang susah mengupas kepala hewan qurban. Kalau sudah terbiasa dan tahu cara tekniknya gampang,” ujar dia.

Saat ini, Sabar tinggal menunai hasil dari jerih payahnya jadi pengupas kepala sapi. Setiap Idul Adha, pesanan dari orang-orang untuk mengupas kepala sapi tak pernah sepi. Di tahun ini saja, ia dapat pesanan sembilan kepala sapi dan 12 kambing. Tapi, tak semua order ditanganinya sendiri. Ia melempar sebagian pesanannya kepada 15 rekan sesama pengupas kepala sapi. “Ini lagi dibantuin sama istri dan anak saya,” akuinya.

Dari hasil menjual jasa tersebut, Sabar dapat upah cukup besar tiap hari antara Rp 1,5 juta. Meski perayaan Idul Adha tak seramai tahun lalu, tapi rezeki melimpah saat momentum Hari Besar tetap disyukuri. “Enggak apa-apa yang penting dapur tetap mengepul,” tuturnya.

Sementara Amidin, pengupas kepala sapi lainnya di RT 05/RW III Kampung Bustaman, dapat order mengupas lima kepala sapi. “Lumayan, setiap mengupas saya dapat upah Rp 50 ribu. Itung-itung buat tambah penghasilan,” ucap Amidin.

Di bengkel kepala sapi Kampung Bustaman, kini banyak orang yang melakoni pekejaan ini. Pesanan terus mengalir hingga malam hari. Pemesannya beragam mulai perorangan hingga pengusaha restoran.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby