Jakarta, Aktual.com – Pengamat Ekonomi AEPI (Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia) Salamuddin Daeng menegaskan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah sepatutnya diturunkan seiring merosotnya harga minyak mentah dunia yang sudah mencapai level USD45 per barel.
Menurutnya, penurunan harga BBM saat ini dapat menjadi salah satu stimulus guna memperkuat kembali nilai tukar Rupiah.
“BBM harusnya turun untuk atasi empat faktor masalah yang menyebabkan melemahnya Rupiah,” kata Salamuddin kepada Aktual.com di Jakarta, Jumat 25/9).
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus anjlok mendekati level Rp15000. Pada perdagangan pagi ini, Rupiah sudah sempat menembus level Rp14,709.98 per USD1.
Empat faktor yang dimaksud Salamuddin adalah pertama, kenaikan harga harga atau Inflasi yang tinggi dan tidak terkendali. Sementara pada saat yang sama daya beli masyarakat jatuh.
“Keadaan ini membuat investor tidak tertarik melakukan investasi,” ujar dia.
Kedua, neraca eksternal yang buruk, surplus perdagangan yang rendah, serta defisit transaksi berjalan yang tinggi.
“Ketiga, APBN yang tidak realistis baik asumsi tentang penerimaan, pengeluaran, nilai tukar, suku bunga SUN, inflasi, pemerintah menipu diri sendiri,” ujar dia.
Keempat, sambung dia, adalah disebabkan adanya mega proyek ambisius dan tidak realistis, serta didasari semata-mata oleh keinginan bagi-bagi proyek oligarki penguasa.
Artikel ini ditulis oleh: