Jakarta, Aktual.com — Menteri Perindustrian Saleh Husin mendorong Indonesia menjadi basis produksi kapal terbaik untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.

“Ini semangat untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi tidak hanya untuk pasar domestik tapi termasuk juga pasar ekspor,” kata dia di Gedung Suhartoyo, BKPM, Jakarta, Jumat (25/9).

Dia mengatakan kepada salah satu investor yang membangun industri di Vietnam bahwa saat ini Indonesia merupakan pasar yang paling besar di wilayah Asia Tenggara.

Untuk itu, dia merekomendasikan bagi investor untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk sektor galangan kapal. “Minat masuknya cukup besar baik dari Australia, Italia, Jepang, Tiongkok, Taiwan termasuk Belanda termasuk ketika saya ada di Polandia ada keinginan seperti itu (keinginan berinvestasi di industri galangan kapal,” kata dia.

Dia mengatakan membeli kapal yang diproduksi dalam negeri akan menghemat cadangan devisa sehingga tidak perlu membeli dari luar negeri. “Saat ini pemerintah sedang giatnya memprioritaskan penggunaan kapal dalam negeri,” ujar dia.

Untuk itu, dia mengatakan pelaku industri dalam negeri baik dari kementerian/lembaga, badan usaha milik negara (BUMN) maupun swasta agar memprioritaskan untuk membeli kapal dalam negeri.

“Memang hampir semuanya termasuk adalah seluruh penguna dari Kementerian, BUMN, dan pengguna kapal lainnya bersepakat untuk memang untuk memenuhi kebutuhan kapal, masing-masing tentu memprioritaskan penggunaan kapal dalam negeri,” kata dia.

Kapasitas industri kapal juga harus ditingkatkan untuk bertumbuh baik di Batam maupun luar Batam karena ke depannya permintaan akan semakin meningkat. “Kita terus akan berkoordinasi dengan industri galangan kapal terus meningkatkan kapasitasnnya karena kebutuhan akan kapal ke depan akan meningkat,” katanya.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan ada sejumlah negara yang serius untuk berinvestasi di industri galangan kapal di Indonesia seperti dari Jepang, Tiongkok, Taiwan, Italia dan Australia.

“Sebagian besar fokusnya untuk Langsung memproduksi, sebagian besar juga nereka lebih melihat Indo sebagai basis produksi. Basis produksi setidaknya didukung pasar,” ujarnya.

Dia mengatakan minat investasi dari sejumlah negara tersebut juga ingin terjun dalam reparasi yang kemudian menyasar produksi kapal. Dia mendapat informasi dari investor bahwa memproduksi kapal di Australia untuk kondisi saat ini sudah tidak mungkin, karena mahal.

Dia mengatakan investor tersebut rencananya akan mengurangi produksi secara bertahap dan membangun di Indonesia dengan pasarnya tetap pasar global. “Mereka (investor) melihat Indonesia tepat menjadi basis produksi galangan kapal,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu