Jakarta, Aktual.com — Pengamat Ekonomi Universitas Batanghari Jambi, Pantun Bukit mengatakan bahwa kabut asap pekat yang menyelimuti daerah ini membuat investor enggan berinvestasi di provinsi itu.

“Dampak kabut asap ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap investor yang akan menanamkan modalnya ke Jambi,” kata Pantun Bukit di Jambi, Sabtu (26/9).

Para investor saat ini harus menunggu sampai cuaca membaik dan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Thaha Jambi kembali normal.

“Aktivitas penerbangan juga lumpuh, bagaimana investor mau melakukan penjajakan atau transaksi ke Jambi. Sedangkan jika harus melalui Bandara Palembang memerlukan banyak waktu lagi,” kata Pantun.

Pantun Bukit yang juga menjabat sebagai ketua Ikatan Praktisi Ahli Demografi (IPADI) Jambi itu mengatakan, selain berpengaruh terhadap investasi, kabut asap pekat yang menyelimuti Jambi sejak satu bulan ini secara langsung berdampak turunnya hunian hotel di Jambi.

“Berdampak juga terhadap hotel dan restoran, karena�tranportasi penerbangan menjadi lumpuh sehinga tidak ada yang berkunjung ke Jambi dan kerugian akibat kabut asap ini miliaran rupiah per hari,” katanya.

Selain itu, pemerintah daerah dinilai masih lamban dalam menanggulangi bencana kabut asap, apalagi kebakaran lahan gambut, jika tidak segera dipadamkan akan merembet kebagian dalam sehingga sulit memadamkannya.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah daerah harus mulai menganggarkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk upaya pemadaman dan menanggulangi bencana kabut asap yang sudah menjadi bencana tahunan.

Artikel ini ditulis oleh: