Jakarta, Aktual.co — PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Retail akan menambah 45 unit SPBU pada tahun 2015 sehingga sampai dengan akhir tahun total SPBU yang dimiliki sebanyak 155 unit.
“Tahun ini (2015) akan ada penambahan SPBU berupa pembangunan baru sebanyak 20 unit, 5 unit SPBU hasil akuisisi dan 20 unit SPBU KSO (kerja sama operasional),” kata Direktur Utama Pertamina Retail, Toharso di Jakarta, Senin (13/4).
Menurut Toharso, penambahan SPBU tersebut merupakan bagian dari program perusahaan dalam rangka meningkatkan pendapatan dari sisi distribusi BBM.
Untuk mengembangkan SPBU tersebut, ujarnya, akan dibiayai dari belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan pada 2015 yang dialokasikan sebesar Rp275 miliar.
Ia menjelaskan, untuk membangun SPBU baru tidak mudah karena terbentur pada mahalnya harga lahan pada terutama di lokasi-lokasi strategis.
Karena kesulitan soal lahan, Pertamina akan mengubah konsep SPBU. Pompa dispenser tidak lagi berada di atas tanah tetapi menggantung di udara (overhead).
“‘Overhead’ SPBU sama seperti umumnya SPBU di Jepang yang posisinya tergantung. Konsep ini dapat mengurangi pemakaian lahan,” ujarnya.
Jika pada SPBU reguler (di atas tanah) satu dispenser menampung enam antrean mobil sisi kiri dan kanan, namun dengan “overhead” SPBU bisa mencapai 10-12 unit mobil.
Ia menjelaskan, “overhead” SPBU akan dibangun di lahan Pertamina di kawasan Pasteur, Bandung.
“Ke depan di lahan seluas 750-1.000 meter, SPBU sudah bisa dibangun dengan ‘overhead’ SPBU. Namun konsepnya dikembangkan terpadu dengan fasilitas lengkap mulai dari gerai toko Bright Pertamina, ATM, Oli Mart, Car Wash, Cafe Bright,” ujarnya.
Selain membangun baru, Pertamina juga mengakuisisi 5 SPBU milik swasta yang memiliki prospek bisnis bagus, seperti di Bogor, Cibarusa (Bekasi) dan di Probolinggo milik PT Kertas Leces (Persero).
“Satu unit SPBU Petronas juga segera kita akuisisi. Lokasinya belum bisa kami sebutkan,” ujarnya.
Pada tahun 2015, Pertamina Retail menargetkan total pendapatan dari distribusi BBM dan non BBM sebesar Rp11 triliun, meningkat dibanding total pendapatan 2014 sekitar Rp9 triliun.
Khusus pendapatan layanan non-BBM pada 2015 ditargetkan mencapai Rp350 miliar, naik dari tahun sebelumnya Rp300 miliar.
“Saat ini kontribusi non-BBM masih berkisar 30 persen terhadap total pendapatan, selebihnya 70 persen distribusi BBM. Ke depan secara bertahap porsinya akan diubah menjadi 70 persen non BBM dan 30 BBM,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka