Jakarta, Aktual.com — Menteri Perindustrian Saleh Husin membidik tren aktivitas perjalanan alias pelesiran sebagai pemacu pengembangan batik Indonesia, terlebih motif batik Nusantara kini semakin beragam dan menjadi pilihan menarik sebagai buah tangan.
“Mari kita perbanyak koleksi baju motif batik setiap traveling ke lain daerah, termasuk untuk para wartawan, sehingga pengembangan batik-batik Nusantara makin bergairah,” kata Menperin Saleh Husin saat meresmikan pembukaan Pameran Batik Warisan Budaya VIII, di Jakarta, Selasa (29/9).
Menperin mengatakan, pemakaian batik dari banyak daerah juga dapat menjadi promosi secara viral dan kebanggaan personal seseorang pernah mengunjungi suatu daerah tempat asal motif batik.
“Kita dapat turut menjaga batik tetap lestari dengan menggunakan dan membeli batik sehingga pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) batik maupun pekerja seni batik kontemporer dan tradisional tetap setia dengan profesinya,” ujar Menperin.
Batik sendiri telah menjadi identitas budaya Indonesia yang semakin kuat. Bahkan United Nation Education Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan batik sebagai warisan budaya Menperin menambahkan, banyak tokoh yang telah memakai batik Indonesia dalam acara pemerintahan seperti halnya tokoh dunia seperti Nelson Mandela, Bill Clinton dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Menurutnya, jika ditelusur lebih dekat, batik yang menjadi World Heritage bukan terletak pada kain batiknya, melainkan melalui teknik dan prosesnya.
Batik Indonesia memiliki beragam motif dengan esensi filosofi, desain yang menarik, dan nilai seni yang sangat tinggi serta metode pengerjaan batik baik dengan dicetak ataupun dikerjakan dengan tangan atau canting (batik tulis) yang keduanya telah menjadi ciri khas batik Indonesia yang diakui dunia.
Beberapa minggu lalu, Kemenperin menggelar Lomba Desain Batik Khas Teluk Tomini, dalam rangka Sail Tomini 2015 di Parigi Moutong Sulawesi Tengah yang diikuti 150 peserta, di mana pada acara puncak, penghargaan diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Guna melestarikan seni batik, pemerintah memberikan penghargaan berupa perlindungan bagi para pembatik untuk hasil karya intelektualnya.
Perlindungan karya batik diberikan melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan penggunaan dan pemanfaatan budaya batik tradisional Indonesia.
Pada pameran ini, Menperin juga mengapresiasi Yayasan Batik Indonesia yang telah berperan penting dalam mewujudkan transformasi kultural menuju modernisasi masyarakat batik, baik sebagai perajin, desainer maupun pengguna. Pameran batik ini digelar sejak 29 September – 2 Oktober 2015.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan