Jakarta, Aktual.com —  Anggaran sosisalisasi revolusi di televisi sebesar Rp97,8 miliar dinilai berbagai kalangan hanya isapan jempol semata. Pasalnya, revolusi mental yang digadang-gadang pemerintah Jokowi-JK hingga saat ini tidak ada realisasinya.

“Program Revolusi mental sebenarnya banyak dikritik publik dari mulai situs webnya yang menghabiskan anggaran sekitar Rp200 juta, namun malah ‘crash’ alias tidak bisa diakses, dan yang terpenting realisasi dari revolusi mental itu seperti apa, karena hingga kini masyarakat mempertanyakan dan pemerintah sendiri hanya beretorika saja tentang revolusi mental tanpa pernah mencontohkan kepada masyarakat”, ujar Pengamat Politik Gandhi Sentra Politik (GASPOL) Indonesia Virgandhi Prayudantoro dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (1/10).

Virgandhi menilai, sebaiknya pemerintah Jokowi-JK bisa lebih bijak dalam menggunakan anggaran. Dengan total anggaran Rp200 miliar  untuk program dan sosialisasi revolusi mental, lebih baik anggaran tersebut untuk masyarakat yang terkena bencana asap di Sumatera dan Kalimantan, yang memerlukan posko pengobatan dan segala macam bantuan.

“Dari awal kampanye Jokowi-JK mengatakan perlu revolusi mental. Namun, hingga hari ini pemerintah membuat berbagai kebijakan belum ada yang menguntungkan dan melindungi khalayak banyak, malah semakin membuat menderita. Jadi sebaiknya hapus saja program tersebut dan gunakan anggaran tersebut untuk hal-hal yang lebih produktif. Mental pemerintah saja untuk membela rakyat masih perlu dibenahi,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka