Dorong Daya Beli, DPR Menanti Paket Kebijakan Ekonomi Tahap Ketiga

Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi XI Johnny G. Plate menampik adanya keretakan hubungan Indonesia dan Jepang pasca terpilih Tiongkok sebagai pemenang proyek kereta cepat.

“Ini bukan keretakan hubungan ini adalah diplomasi ekonomi demi kepentingan ekonomi nasional kita. Itu hanya persepsi beberapa rekan saja,” ujar Johnny di DPR, Jakarta, Kamis (1/10)

Menurutnya, dalam hubungan perdagangan internasional hal itu adalah biasa.

“Pada Jakarta Bandung proyek harus dibiayai perusahaan, pilihannya salah satu negara pasti satu nggak dapet. Teknologi juga kalau salah satu dapet, satu nya nggak dapet,” tuturnya

Bicara soal bisnis, kata Johnny, negara manapun silakan datang asal jangan mengganggu APBN.

Sementara itu, menyinggung pemerintah lebih condong ke Tiongkok, Johnny menegaskan Indonesia memilih mana yang lebih menguntungkan.

“Bukan condong ke Tiongkok apa Jepang, Pemerintah condong ke yang lebih mengungtungkan Indonesia,” tandasnya

Sebelumnya, Pemerintah Jepang mengaku kecewa karena Indonesia lebih memilih China untuk menggarap proyek kereta super cepat Jakarta-Bandung. Hal ini menjadi pukulan berat bagi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam mengejar proyek-proyek infrastruktur di luar negeri guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Dilansir dari Japan Times, Selasa (29/9/2015), Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil telah memastikan bahwa Indonesia telah memutuskan untuk memilih Tiongkok untuk menggarap proyek prestisius tersebut.

Pemerintah Indonesia datang mengunjungi Jepang usai memutuskan untuk menolak dua proposal proyek kereta super cepat yang ajukan Jepang dan Tiongkok pada awal bulan ini. Alasannya, tingginya biaya kontruksi proyek tersebut dan menawarkan proyek kereta dengan kecepatan sedang dengan nilai investasi lebih rendah.

Artikel ini ditulis oleh: