Jakarta, Aktual.com — Ketua umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar dalam pembukaan acara diskusi publik ‘Tragedi Mina Momentum Menata Ulang Penyelenggara Haji’ yang bertempat di kantor DPP PKB, Jakarta, mengatakan digelarnya diskusi kali ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan penyelenggaraan Haji di Indonesia sekaligus mencari sistem terbaik bagi Pemerintah Arab Saudi.
Menurut Muhaimin, Manajemen Haji bisa melibatkan dunia Islam. Ia mengibaratkan umat Islam di dunia sebagai ‘software’ dan Arab Saudi sebagai ‘hardware’.
“Kalau tempatnya canggih tapi kalau manajemen manasiknya tidak dibenahi maka akan sia-sia,” kata Muhaimin, kepada Aktual.com, di Jakarta, Kamis (1/10).
Di kesempatan yang sama, Profesor Alwi Shihab menceritakan pengalamannya saat tinggal lima tahun di Arab Saudi. Jika dibandingkan naik Haji era tahun 80-an dengan tahun ini, kata ia, lebih menyenangkan saat ini.
“Insya Allah dalam waktu dekat kita bisa ke Madinah dengan kereta api. Ini semuanya kenyamanan yang senantiasa dipikirkan oleh Pemerintah Saudi,” timpal Prof Alwi.
Lebih lanjut, Prof Alwi juga membenarkan apa yang diucapkan oleh Duta Besar Saudi, Yang Mulia Mustafa Ibrahim Al Mubarak tentang ketidakdisiplinan para jemaah Haji Indonesia.
“Biasanya jemaah Indonesia jika bertemu dengan jemaah yang besar-besar akan minggir dengan sendirinya,” tambahnya.
Terkait dengan musibah yang kerap terjadi saat pelaksaan ibadah Haji, masih dari Prof Alwi, bahwa pemerintah Saudi berusaha memperbaiki ke arah yang lebih baik.
“Buktinya di Mina ketika mati lampu berdempet-dempetan. Tahun berikutnya Pemerintah Saudi membuat terowongan satu arah,” katanya lagi.
Ia meyakinkan, tragedi Mina yang terjadi beberapa hari yang lalu, tidak perlu mencari siapa yang salah atau benar. Kata ia, jemaah Haji Tanah Air banyak yang tidak disiplin dalam prakteknya.
“Jadi sangat tidak bijaksana melakukan spekulasi sebelum hasil investigasi dikeluarkan dari Pemerintah Saudi,” kata ia memberikan penjelasan.
Artikel ini ditulis oleh: