Seorang anggota Serikat pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT) melakukan orasi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (22/9/2015). Mereka meminta KPK untuk mengusut dugaan korupsi perpanjangan konsesi JITC oleh Pelindo II. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com — Aksi perobekan ratusan poster dan penurunan paksa spanduk penolakan konsesi di area kantor JICT menuai kecaman. Aksi itu dilakukan oleh empat orang preman memakai penutup wajah pada pukul 04.00 WIB, Jumat (2/10).

Atas tindakan itu ketua serikat pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT) Nova Hakim mengecam aksi premanisme yang sudah dilakukan terhadap pekerja sejak tiga bulan terakhir ini.

Dia menilai, aksi itu diduga dilancarkan secara terang-terangan oleh manajemen JICT terhadap aspirasi pekerja yang menuntut pengelolaan aset nasional oleh negara. Hal ini semakin menegaskan adanya kejanggalan perpanjangan konsesi JICT oleh Pelindo II kepada asing Hutchison karena upaya-upaya represif yang semakin gencar dilakukan.

“Dalam hal ini SP mempertanyakan kinerja Direktur HRA JICT yang membawahi keamanan JICT. Diduga ada upaya kesengajaan dengan memasukkan empat orang preman kedalam areal JICT. Padahal tingkat keamanan JICT berlapis dan cukup ketat,” ujar dia di Jakarta.

Dia juga menghimbau kepada seluruh anggota serikat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi atas aksi premanisme yang diduga dilancarkan oleh jajaran manajemen JICT.

“Aksi-aksi premanisme dan represif yang diduga dilakukan baik oleh Dirut Pelindo II RJ Lino maupun manajemen JICT, SP tidak akan mundur satu langkah pun untuk memperjuangkan pembatalan konsesi agar JICT dapat dikelola nasional dan keuntungan sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia.”

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu