Jakarta, Aktual.com — Jack Dorsey selaku CEO permanen di Twitter Inc (TWTR.N) mengatakan dirinya akan mencari sosok kuat untuk menempati posisi komisaris. Hal ini dia lakukan dalam rangka meredakan kekhawatiran atas peran gandanya sebagai pendiri sekaligus kepala perusahaan mobile pembayaran Square.
Pada Senin (5/10) kemarin diumumkan, Saham twitter naik sebanyak 6 persen yang kemudian berakhir dengan sebuah spekulasi tentang siapa yang akan mengambil jabatan tertinggi di layanan microblogging tersebut.
Dorsey yang bertugas sebagai CEO interim Twitter tersebut hingga saat ini diketahui telah menuai banyak pujian atas kerja kerasnya selama ini dibandingkan pendahulunya, Dick Costolo, yang mengundurkan diri pada 1 Juli lalu.
“Untuk lebih menyederhanakan permintaan pada waktunya serta untuk memastikan kami membawa suara segar dan kepemimpinan baru untuk perusahaan, dewan telah memutuskan untuk memisahkan posisi komisaris dan CEO,” ujar Peter Currie, pemimpin direktur independen Twitter dalam sebuah keterangan seperti dikutip dari reuters, Selasa (6/10).
Beberapa investor telah menyatakan keprihatinan terkait apakah Dorsey bisa menjalankan keduanya, Twitter dan Square, dimana dia juga ikut mendirikan. Square diharapkan untuk go public tahun ini dan Dorsey diperkirakan harus mencurahkan waktu lebih banyak untuk investor besar pada IPO.
Tetapi yang lain mengatakan Dorsey, adalah pemimpin yang lebih efektif saat ini sejak tahun 2008, ketika ia dipecat dari kedudukannya sebagai CEO Twitter.
Investor dan analis telah memuji pemasaran produk yang lebih cepat saat Dorsey mengambil alih perusahaan pada bulan Juli lalu, termasuk layanan tombol “beli sekarang” yang disediakan agar memungkinkan pengguna untuk melakukan pembelian langsung melalui Twitter.
Kevin Landis, manajer portofolio menyebut hal ini sebagai Nilai Tangan Pertama Teknologi. Oleh sebab itu, Dorsey menyebut dirinya harus fokus pada inovasi dan berusaha menemukan banyak cara untuk menjadikan Twitter memiliki bagian besar dalam kehidupan sehari-hari bagi penggunanya seperti halnya Facebook.
“Hal terburuk yang dapat Anda katakan tentang Twitter hari ini adalah bahwa hal itu sangat mirip dengan Twitter yang terlihat pada dua tahun lalu,” kata Landis, yang telah memiliki saham Twitter sejak sebelum perusahaan dipublikasikan.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan