Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9). PT Freeport Indonesia kini mendapat izin ekspor untuk Juli 2015 - Januari 2016 dengan kuota ekspor mencapai 775.000 ton konsentrat tembaga. Selain itu Freeport mendapat pengurangan bea keluar menjadi lima persen lantaran kemajuan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Gresik, Jawa Timur, yang sudah mencapai 11 persen. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/kye/15

Jakarta, Aktual.com —  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli melontarkan kritikan pedas kepada perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS), yakni PT. Freeport Indonesia.

Rizal mengkritisi tindakan Freeport yang seenaknya membuang limbah di sungai dan menyebabkan punahnya ekosistem sekitar.

“Freeport seenaknya, limbah dan galian yang diaduk pakai mercury dibuang begitu saja ke sungai, ikan-ikan pada mati, penduduk menderita,” kata Rizal di hadapan para wisudawan/wisudawati Universitas Jayabaya di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta, Kamis (8/10).

Menurutnya, perusahaan tambang sekelas Freeport seharusnya bisa menggunakan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Namun karena sikap Greedy (rakus), Freeport tidak mau mengeluarkan uang untuk membayar pengelolaan limbah.

“Enggak ada susahnya memproses limbah itu, tapi karena Greedy enggak mau bayar,” ungkapnya.

Rizal juga menyayangkan, betapa mudahnya pejabat di Indonesia untuk disuap, sehingga memudahkan Freeport untuk membuang limbahnya ke sungai.

“Ini karena beberapa pejabat Indonesia gampang disogok. Daripada bersihkan limbah, bayar aja pejabatnya, nego dengan pejabatnya. Ini yang harus diubah,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka