Jakarta, Aktual.com — Wakil Gubernur Jawa Timur Saifulah Yusuf mengungkapkan, bahwa ketahanan lingkungan merupakan salah satu solusi menghindari prostitusi terselubung yang ada di masyarakat.
“Orang ketika mau melakukan hal tersebut sebenarnya bisa dimana saja, namun perlu adanya kesadaran lingkungan dari masyarakat yang seharusnya ikut mengawasi tempat kost atau kegiatan di tingkat RT-RW serta tidak hanya prostitusi atau lokalisasi terselubung,” kata Saifulah usai menghadiri acara di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Sabtu (10/10).
Selain itu, kata Saifulah solusi kedua adalah terkait penegakan hukum yang dilakukan dari pemerintah daerah maupun kepolisian. Seperti razia-razia yang dilakukan oleh pihak kepolisian atau Satuan Kepolisian Pamong Praja yang seharusnya bisa dilakukan secara rutin.
“Selain razia di kost atau daerah terselubung, kita juga lihat di hotel-hotel yang menyediakan layanan tersebut juga menperketat syarat-syarat pengunjung hotel, seperti harus menunjukkan surat nikah yang seharusnya bisa diterapkan, namun hal itu butuh ketahanan lingkungan dari masyarakat.”
Dia mengakui bahwa pendekatan hukum masih ada kendala yang harus disadari oleh masyarakat. Selain prostitusi di tempat terselubung juga terdapat prostitusi jalanan dan kemungkinan menularnya HIV/AIDS akan diantisipasi pascapenutupan Lokalisasi Dolly yang merupakan lokalisasi ke-24 dari 47 lokalisasi di Jatim yang sudah ditutup.
“Karena itu kita akan tetap lakukan antisipasi dampaknya sesuai pengalaman yang ada.”
Dia mengungkapkan di Lokalisasi Dolly itu sebenarnya hanya 40 persen yang berasal dari Jatim, sedangkan sisanya justru dari luar Jatim. “Untuk itu kita akan berkoordinasi dengan kabupaten-kota di Jatim dan luar Jatim untuk melakukan pengawasan bersama pascapenutupan Dolly.”
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu