Jakarta, Aktual.com — Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Willy Pramudya, mengatakan para wartawan di Ambon harus memperjuangkan kesejahteraannya dengan membentuk serikat pekerja atau komunitas yang mendorong perusahaan pers menjalankan kewajibannya.

“Seharusnya ini yang diperjuangkan oleh para wartawan di Ambon dengan membentuk sebuah serikat atau komunitas yang kuat untuk mendorong perusahaan media memahami hak-hak jurnalis,” katanya di Ambon, Sabtu (10/10).

Willy hadir di Ambon untuk memberikan Pelatihan Etika dan Keamanan Jurnalistik yang digelar oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers setempat, mengatakan, hak-hak jurnalis termasuk kesejahteraannya tidak bisa diperjuangkan oleh orang-perorangan, tapi secara bersama-sama.

Karena menurut dia, hak-hak jurnalis yang harus dipahami oleh perusahaan pers tidak hanya soal pendapatan layak yang bisa mensejahterakan pekerjanya, tapi juga termasuk pendidikan dasar jurnalistik untuk mendukung proses kerja wartawan yang direkrutnya.

Hal inilah yang belum dipenuhi oleh hampir semua perusahaan pers di Indonesia, kecuali harian Kompas yang memiliki pusat pendidikan tersistem bagi wartawannya.

“Perusahaan punya kewajiban melatih anaknya sampai matang karena ini profesi yang terbuka bagi semua jurusan di perguruan tinggi, kalau pun dia (wartawan) aktif di pers mahasiswa, masih ada banyak yang harus dipelajari, ini yang harus diperjuangkan,” katanya.

Lebih lanjut, Willy mengatakan profesionalisme wartawan dalam menjalankan tugasnya berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraannya.

Bbanyak kasus wartawan tidak independen dalam bekerja disebabkan karena kecilnya gaji yang didapatkan dari perusahaan tempatnya bernaung.

“Sebelum uji kompetensi wartawan, yang pertama harus diperhatikan adalah korelasinya dengan kesejahteraan, karena seharusnya wartawan berkompeten berkorelasi dengan naiknya kesejahteraannya, misalnya jika sebelumnya dia pewarta muda kemudian naik pangkat menjadi pewarta madya apakah gajinya sebanding,” tandas Willy Pramudya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan