Jakarta, Aktual.com — Presiden Rusia Vladimir Putin dan lingkarannya bertahun-tahun mengecam yang mereka sebut bencana campur tangan tentara Washington di Irak pada 2003 dan kebiasaan merusak berupa ulah ikut campur di Timur Tengah.
Tapi, saat dihadapkan dengan pemasaran gerakannya ke daerah itu untuk pertama kali sejak serbuan Soviet ke Afghanistan, di Suriah, Kremlin meminjam siasat pemerintah dan siaran Amerika Serikat untuk meniru upaya media George W Bush dalam merebut hati dan pikiran orang negara adidaya itu.
Di Chechnya, Georgia atau Ukraina, tentara Rusia biasa cerdik dalam gerakannya. Tapi, di Suriah, Kementerian Pertahanan Rusia mengubah diri menjadi kantor berita 24 jam, menyiarkan rekaman televisi tentang peluru kendali jelajah dan serangan udara lengkap dengan grafis animasi.
Dalam Afghanistan pasca-11 September, Bush menyatakan perang melawan teror. Di Rusia, campur tangan Moskow di Suriah dijual dengan cara sama. Hanya, musuh kali ini adalah pegaris keras Negara Islam, yang Kremlin katakan dapat datang ke Rusia jika berhasil di Suriah.
Dengan penurunan ekonomi dan lelah mendengar tentang kerja keras pemberontak dukungan Kremlin di Ukraina timur, banyak warga Rusia tampak menikmati pertunjukan itu dan membeli pesan Kremlin bahwa campur tangan tersebut adalah bukti kebangkitan tentara dan diplomatik negara itu.
Upaya itu, yang bahkan diperluas ke penyiar cuaca televisi menggambarkan iklim untuk serangan udara, tampak, dari sudut pandang Kremlin, berhasil.
Kurang dari dua pekan lalu, hanya 14 persen dari warga Rusia menyatakan mendukung campur tangan tentara langsung di Suriah. Pada pekan ini, jajak pendapat sama dan oleh pengumpul sama, Levada, menunjukkan 72 persen memiliki pendapat luas menerima serangan udara Rusia.
“Ada perubahan tajam,” kata Stepan Goncharov dari Pusat Levada, “Sebelumnya, perang itu dianggap sebagai milik orang lain. Tapi, media mampu menyajikannya sedemikian rupa bahwa itu dapat dilihat sebagai campur tangan penting Rusia di kawasan itu.” Pada saat salju pertama musim dingin jatuh di Moskow, katanya, perang Suriah membuktikan gangguan membantu bagi beberapa warga Rusia, yang tidak ingin menghabiskan malam mereka memikirkan kenaikan harga, hukuman Barat, dan pengurangan anggaran keluarga.
“Kebijakan luar negeri dipandang sebagai tontonan di sini,” kata Goncharov, “Orang menyalakan televisi dan yang penting bagi mereka adalah acara. Serangan, pemboman, penembakan adalah unsur pertunjukan.”
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan