Jakarta, Aktual.com — Ryamizard Ryacudu untuk membuat kader ‘bela negara’ sebanyak 100 juta orang dalam 10 tahun terus mendapat tanggapan dari para politisi di parlemen, senayan.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Hanafi Rais menilai jika ide itu dalam menjawab tantangan ancaman tradisional maupun non tradisional bagus.
“Saya mengapresiasi ide bela negara yang dicetuskan oleh Menhan. Semangatnya baik dan ada relevansi dengan kondisi sekarang di mana ancaman tradisional maupun non tradisional sering mengemuka misalnya fenomena WNI direkrut jaringan teroris, infiltrasi budaya asing, dan kasus-kasus di perbatasan,” ucap Hanafi, saat dikonfirmasi, di Jakarta, Selasa (13/10).
Ia pun mengatakan, sangat disayangkan jika kemudian ide ini disalahpahami sebatas layaknya konsep wajib militer. Sebaiknya program bela negara sifatnya wajib tuntas bagi mereka yang sudah sukarela bergabung atau ditunjuk oleh negara, tidak bisa berhenti di tengah jalan jika sudah memilih atau ditetapkan.
“Sebagai contoh, pegawai BUMN beberapa juga sudah mengadopsi konsep semacam ini dan outputnya bagus. Lalu, soal kurikulum ‘bela negara’ bisa mencakup umum dan khusus. Umum terkait dengan doktrin, wawasan nusantara, dan cara pengambilan keputusan strategis, sementara yang khusus terkait sesuai profesi jadi latar belakang peserta ‘bela negara’ itu,”serunya.
“Intinya (meski menjadi ide yang bagus), program ‘bela negara’ jalan terus sambil terus disempurnakan,” tandas politikus PAN itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang