Pekanbaru, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau menyatakan, hujan yang terjadi beberapa waktu belakangan di wilayah setempat, belum pasti menghilangkan asap, karena bersifat kiriman dari bagian selatan Sumatera.
“Ketika hujan, asap memang hilang, tapi satu hari kemudian berasap lagi, karena itu kiriman dari Sumatera Selatan. Bahkan dari Kalimantan tertarik juga ke Riau, karena putaran angin,” kata Kepala Sub Bagian Perencanaan BPBD Riau, Indrawansyah di Pekanbaru, Selasa (13/10).
Hal itu dikatakannya saat rapat kerja dengan panitia khusus kebakaran lahan dan hutan DPRD Riau. Diapun mengatakan bahwa sebenarnya datang asap itu sudah bisa diprediksi dengan melihat titik api.
“Bisa dilihat titik api di mana dan hitung berapa kilometer jaraknya ke Riau dengan mengecek arah angin dan kecepatannya,” imbuhnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap titik api yang ada di Sumatera Selatan bisa tuntas sesuai dengan target presiden yakni selama dua pekan sejak Jumat (9/10) lalu. Terlebih lagi juga sudah ada bantuan dari luar negeri.
“Kalau tuntas Sumsel, Riau juga tuntas. Tapi kita setiap hari juga monitor. Teknologi Modifikasi Cuaca tetap dilakukan sepanjang ada bibit awan,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa satgas di Riau melakukan modifikasi cuaca dengan menyemai garam berpedoman pada bibit awan sebagai titik hujan. Jika tidak ada, TMC tidak juga tidak akan dilakukan.
Sementara itu, Ketua Pansus Karlahut DPRD Riau, Muhammad Arpah arpah mengatakan bahwa pihaknya melakukan rapat kerja dalam rangka ingin menerima masukan dan informasi apa yang sudah dilaksanakan. Kemudian dari berbagai hal itu akan dibuat menjadi rekomendasi seperti menyangkut persoalan pendanaan.
“Persoalan dana sangat sensitif, jadi harus jelas. BPBD tidak ada dana tersedia. Ada dana tapi tak bisa digunakan saat bencana, kalau digunakan salah pula. Untuk antisipasi mengimbau masyarakat dan perusahaan membuat sekat kanal,” jelasnya.
Artikel ini ditulis oleh: