Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku telah melakukan kesepakatan dengan Vietnam dan Thailand terkait impor beras.
Meski begitu, diakui Darmin, keputusan melakukan impor merupakan hal yang sulit lantaran dikhawatirkan bisa melukai petani dalam negeri. Namun hal ini lebih dikarenakan stok beras di Perum Bulog saat ini hanya berkisar 900 ribu ton. Angka tersebut dikhawatirkan semakin mengecil jika jenis beras sejahtera (rastra) 13 dan 14 akan keluar.
“Untuk beras medium yang dikonsumsi masyarakat umum sedikit sekali. Kita punya rastra 13-14. Artinya kalau ini dikeluarkan bisa-bisa berkurang. Padahal ini musim panen habis. Ini terakhir panen. Kita tunggu lagi Maret,” kata Darmin di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/10).
Ia menerangkan, keputusan ini diambil lantaran pemerintah tidak ingin mempertaruhkan nasib 250 juta penduduk Indonesia yang bisa-bisa kekurangan beras.
“Apa kita mau bertarung dengan nasib rakyat banyak? Walaupun kita sadar enggak boleh melukai petani. Tapi kalau enggak ngomong dibilang membohongi rakyat,” terangnya.
Dikatakan Darmin, Pemerintah telah membuat kesepakatan agar waktu kedatangan beras impor tergantung permintaan. Sementara pihak Vietnam dan Filipina menyatakan memerlukan waktu satu bulan untuk mendatangkan beras tersebut ke Indonesia.
“Selama dua bulan sudah 10 persen harga beras naik. Itu petunjuk stok kita kurang. Itu enggak bisa dibohongi. Tapi kalau ternyata stok kita akhirnya enggak kurang, ya kita jual saja berasnya, pasti laku,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: