Jakarta, Aktual.com — Anggota MPR Mohammad Toha mensosialisasikan empat pilar di pondok pesantren Nurul Jadid Desa Panglegur, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (14/10). Hal itu dilakukan guna meningkatkan wawasan kebangsaan pada masyarakat di wilayah itu.
Empat pilar yang disosialisasikan itu meliputi, Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara. “Nilai ideologi bangsa ini harus dipahami masyarakat agar komitmen kebangsaan mereka semakin kuat,” kata anggota MPR RI asal Jawa Tengah itu.
Dia memulai sosialisasi dengan membahas Pancasila dengan meminta salah seorang peserta sosialisasi ini untuk membacakan Pancasila. Selanjutnya Muhammad Toha menjelaskan, latar belakang pembentukan lima dasar yang kini menjali falsafah hidup bangsa ini.
“Sebenarnya inti dari butir-butir Pancasila yang berisi lima sila ini, hanya satu apabila diperas lagi, yakni gotong royong,” katanya.
Jadi, kata dia, gotong-royong ini merupakan nilai luhur bangsa ini yang merupakan inti lima sila sebagaimana tertuang dalam Pancasila itu. Dia mengemukakan, akhir-akhir ini, nilai Pancasila cenderung mulai memudar, bahkan kehidupan masyarakat cenderung individualis.
Hal ini terjadi, salah satunya, karena kurangnya pendidikan nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa kepada masyarakat. “Oleh karenanya, MPR menganggap penting melakukan sosialisasi kembali empat pilar ini,” kata dia.
Selanjutnya Mohammad Toha menjelaskan satu-persatu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu, mulai dari sila pertama hingga sila kelima. Pemateri ini juga menjelaskan, kesamaan ajaran antara negara dengan ormas Islam Nahdlatul Ulama, terutama terkait sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Kalau NU mengenal ajaran terkait dengan Ketuhanan Yang Maha Esa ini dengan sebutan Hifduddin atau menjaga kebebasan beragama,” kata Toha yang juga Dosen Universitas Veteran Sukoharjo.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu