Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Meski laju indeks USD di pasar spot global sedang mengalami pelemahan (hingga Selasa, 13/10) namun, tidak mampu membuat laju Rupiah dapat bertahan di zona hijaunya. Adanya rilis pelemahan data-data di Asia  seperti pelemahan export-import price KorSel hingga penurunan exports-imports Tiongkok berujung pada pelemahan sejumlah mata uangnya.

Tercatat indeks kurs USDAUD, USDCNY, USDSGD, USDHKD, dan beberapa lainnya menunjukan peningkatan yang menandakan mata uang USD mengalami kenaikan atas sejumlah mata uang tersebut. Rupiah pun akhirnya menyerah setelah mengalami kenaikan selama sepekan kemarin dengan kenaikan kurang lebih 8,4% an sehingga membuat laju Rupiah terimbas pelemahannya.

“Saat ini pelaku pasar lebih merespon sentimen yang ada di depan mata terkait dengan kembali melemahnya sejumlah mata uang Asia sehingga untuk sementara sentimen dari paket-paket tersebut dilewati,” ujar kepala riset NHKSI, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (15/10).

Dengan mulai adanya sentimen negatif maka akan dapat memicu pelemahan lanjutan pada Rupiah jika pelaku pasar masih menghindari mata uang Asia.

“Laju Rupiah diprediksi berada di bawah target support Rp13.475. Waspadai kondisi riil lapangan dan cermati sentimen di pasar jika sinyalemen potensi pembalikan arah masih berlanjut,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka