Dua orang terlihat di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (31/7/2015). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari terakhir pekan ini ditutup berhasil tembus 4.800 didukung ramainya transaksi. IHSG melesat 90,04 poin atau 1,91% ke level 4.802,53. AKTUAL/TINO OKTAVIANO 

Jakarta, Aktual.com — Setelah reli dalam beberapa hari terakhir, laju bursa saham AS tampaknya mulai kehilangan daya dorong. Rilis kurang baiknya data ekonomi Tiongkok djadikan momentum pelemahan bursa saham AS (13/10). Penurunan tersebut berbarengan dengan mulai melemahnya harga minyak mentah dunia. Bursa saham AS pada (14/10) berpeluang kembali melemah jika pelaku pasar turut merespon negatif rendahnya inflasi di Tiongkok, terimbas pelemahan bursa saham Eropa, dan turunnya retail sales.

“Pada perdagangan Kamis (15/10) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4450-4463 dan resisten 4525-4684. White marubozu jauhi area upper Bollinger Band (UBB ). MACD mulai terbatas penguatannya dengan histogram positif yang lebih pendek. RSI, Stochastic, dan William’s mulai berbalik turun,” ujar kepala riset NHKSI, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (15/10).

Menurutnya, laju IHSG gagal bertahan di target support 4572-4584 dan belum mampu mendekati target resisten 4645-4660.

“Mulai adanya aksi jual dari pelaku pasar seiring dengan munculnya sentimen negatif memberikan potensi pelemahan lanjutan bagi IHSG. Apalagi IHSG juga masih menyisakan utang gap di level 4346-4381 yang masih menjadi halangan sehingga masih rawan aksi profit taking kembali,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka