Jakarta, Aktual.com — Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, jika megaproyek kereta cepat menimbulkan kerugian konsorsium BUMN Indonesia, pemerintah tidak akan mengalokasikan bantuan anggaran sepeserpun.
“Mereka harus selesaikan urusannya sendiri,” kata Bambang di Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Kamis (15/10).
Mengutip Perpres 107 Tahun 2015 mengenai Sarana dan Prasarana Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Bambang mengatakan, pendanaan dan risiko finansial dari megaproyek yang mayoritas didanai dari pinjaman Tiongkok itu, sepenuhnya ditanggung konsorsium BUMN. Bahkan, pemerintah juga tidak akan menanggung, jika konsorsium BUMN mengalami kesulitan untuk mengembalikan pinjaman Tiongkok itu.
“Pokoknya tidak ada dari APBN,” ujar Bambang.
Setelah pemerintah menyerahkan megaproyek kereta cepat dari kerja sama antarpemerintah menjadi mekanisme bisnis antara BUMN atau swasta, pemerintah melalui Perpres 107 Tahun 2015 meminta empat BUMN, yakni PT Wijaya Karya, PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Kereta Api Indonesia dan PT Jasa Marga untuk membentuk konsorisum prasarana dan sarana kereta cepat.
Menurut data studi kelayakan kereta cepat dari Tiongkok yang dipersentasikan ke Bappenas, 10 Agustus 2015 lalu, perkiraan awal biaya untuk membangun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebesar 5,5 miliar dolar AS.
Skema pembiayaannya adalah 75 persen dari total biaya berasal dari pinjaman Bank Pembangunan Tiongkok ke konsorsium BUMN. Bunga pinjaman itu sebesar dua persen dengan waktu pengembalian 40 tahun. Sedangkan masa tenggang untuk tidak melakukan pembayaran angsuran pokok (grace period) adalah 10 tahun.
Adapun sisa pembiayaan sebesar 25 persen berasal modal dan ekuitas konsorsium bentukan BUMN Indonesia dan Tiongkok.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil sebelumnya mengatakan Presiden Joko Widodo juga telah mengingatkan kepada konsorisum BUMN untuk mencegah risiko finansial dari proyek kereta cepat pertama di Indonesia ini.
“Jangan sampai sekarang mengatakan tidak ada jaminan. Namun, nanti selanjutnya malah tiba-tiba minta jaminan,” ujar Sofyan, 6 Oktober lalu.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka