Jakarta, Aktual.com – Sikap tebang pilih diperlihatkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bagi warga Jakarta yang ingin gelar kegiatan di pelataran Monas.
Jika dulu dia begitu gembira izinkan pendukung Presiden Joko Widodo membajiri Monas dan tidak permasalahkan rusaknya taman di sana, sikap serupa tak diberikan bagi kegiatan keagamaan.
Permohonan izin untuk menyelenggarakan majelis pengajian untuk berdoa bersama di Monas, ditolaknya mentah-mentah.
Alasan yang disampaikannya pun seperti biasa, membuat kuping merah. “Pengajian kan bisa di Istiqlal atau di mana. Apakah Tuhan enggak dengar kalau enggak di Monas, enggak jadi masalah juga kan?” ujar Ahok, di Balai Kota, Jumat (16/10).
Ahok mengaku khawatir kalau izin diberikan, maka permohonan izin serupa dari agama-agama lain bakal berduyun-duyun menyusul. Kata dia, itu bertentangan dengan aturan yang ada.
“Kalau kita buka lagi gimana? Yang gereja minta, yang Kristen juga minta doa ibu kota di Monas,” kata dia.
Anehnya, Ahok tidak memberi izin untuk digelarnya pengajian di Monas dengan berpegangan pada Keppres 95 yang menyebut kawasan Monas harus steril dari pedagang kaki lima. Dengan kata lain, dia menganggap pengajian sama halnya dengan kemunculan para pedagang.
“Ini tempat yang agung, tidak boleh dirusak oleh penjual. Kita sudah pernah coba kasih untuk PKL kan. Ya sudah kita balikin deh, kita sudah uji coba selama enam bulan ini,” kata Ahok.
Sebelumnya, seorang warga Jakarta bernama Kurniadi, mengirimi petisi ke Ahok dan Presiden Joko Widodo lewat situs change.org.
Kurniadi bermaksud minta izin menyelenggarakan majelis pengajian di pelataran Monas. Hingga saat ini, diakuinya izin tak pernah diberikan sehingga dirinya membuat petisi itu.
Artikel ini ditulis oleh: