Jakarta, Aktual.co — Tiga bank badan usaha milik negara (BUMN) yakni PT Bank Mandiri Persero (Tbk), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memberikan fasilitas transaksi lindung nilai (hedging) kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sebesar USD950 juta,

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, kerjasama pemberian fasilitas tersebut dilakukan untuk mendukung kinerja PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional.

“PLN memiliki kewajiban utang luar negeri dan operasional dalam valuta asing, sementara pendapatan yang diterima dalam mata uang Rupiah sehingga berdampak pada munculnya potensi missmatch arus kas,” ujar Royke di Jakarta, Jumat (10/4).

Di lain pihak, lanjut Royke, pergerakan nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan terus berfluktuasi sebagai akibat dari membaiknya kondisi ekonomi Amerika Serikat dan adanya rencana the Fed melakukan normalisasi kebijakan moneter, dengan menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) pada 2015.

“Kami memiliki komitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam memperkuat perekonomian Indonesia, ditengah kondisi perekonomian global yang belum stabil. Salah satunya dengan memberikan fasilitas hedging untuk PLN,” kata Royke Tumilaar.

Kerjasama pemberian fasilitas hedging ke PLN juga merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/2013 tentang Kebijakan Umum Transaksi LIndung Nilai Badan Usaha Milik Negara, Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 16/21/PBI/2014 dan SEBI 16/24/DKEM tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Non Bank, dimana Korporasi Non Bank harus memenuhi tiga pokok pengaturan, yaitu Rasio Lindung Nilai, Rasio Likuiditas dan Peringkat Utang.

“Kerjasama ini diharapkan dapat memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan mengurangi tekanan volatilitas rupiah, terutama terhadap kinerja perusahaan BUMN,” kata Royke.

Penandatanganan kerjasama sendiri dilakukan oleh Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar, Direktur BRI Gatot Mardiwasisto, Direktur BNI Sutanto dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir, serta disaksikan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro dan Menteri BUMN Rini Sumarno.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka