Jakarta, Aktual.com — Pakar ilmu sosial dan pendidikan Sulsel Prof Hamdan Juhannis, Ph.D mengatakan, masyarakat hendaknya melawan takdir dengan pendidikan dan motivasi.

“Kita hendaknya melawan takdir dengan pendidikan dan motivasi untuk keluar dari kemiskinan, kebodohan dan sakit-sakitan,” kata Hamdan sebelum menjadi pembicara pada bedah buku di Seminar Nasional di Kabupaten Wajo, Sulsel, Sabtu (17/10).

Ia mengatakan, upaya keluar dari tiga kondisi yang membelit masyarakat ekonomi lemah itu, dikupas tuntas dalam bukunya yang berjudul “Melawan Takdir”.

Menurut dia, “Melawan Takdir” adalah melawan sesuatu yang tidak mungkin dilakukannya pada waktu itu, disebabkan faktor agama, budaya, dan sosial.

Selain itu, Hamdan menjelaskan tentang kisah hidupnya sebagai anak Yatim yang mampu “lari” dari kenyataan hidup dan mampu menyelesaikan pendidikan sampai jenjang Doktor luar negeri dan menjadi Guru besar termuda di Indonesia.

“Bahkan jika kamu lahir dalam keadaan miskin, bukanlah sepenuhnya keselahanmu, tetapi jika kamu mati dalam keadaan miskin, maka sepenuhnya adalah kesalahanmu,” katanya.

Ia mengatakan, semua yang diperolehnya hari ini, tentunya tidak lepas dari peran ibu dan ayahnya yang mampu mengajarkan bagaimana sesungguhnya pendidikan karakter itu.

Selain kedua orang tuanya, lanjut dia, sosok guru adalah sumber inspirasi yang mengajarkan segala hal, salah satunya kedispilinan, karena sesunggunya peradaban negara akan terbentuk salah satunya disebabkan kedisiplinan masyarakatnya.

 

Artikel ini ditulis oleh:

Eka