Jakarta, Aktual.com — Pembahasan RAPBN 2016 terkesan seperti ‘Bandung Bondowoso’ (Cerita dongeng pembuatan Candi Borobudur yang dibangun dalam semalam). Pasalnya pembahasan yang semestinya selesai sampai 30 Oktober 2015, dipaksakan diparipurnakan besok Kamis (22/10) atau sehari sebelum Presiden Jokowi berkunjung ke Amerika Serikat.

Demikian disampaikan Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman saat berbincang dengan Aktual.com di Jakarta, Rabu (21/10).

“Terlalu ‘Bandung Bondowoso’ dan saya khawatir banyak proyek selundupan nanti,” ujar dia.

Boyamin mencurigai akan ada manipulasi-manipulasi dalam pembahasan tersebut. Legislatif dan Eksekutif bersekongkol seolah membuatnya menjadi permasalahan besar jika pembahasannya lambat.

“Pasti ada manipulasi-manipulasi, karena tadi terkesan tergesa-gesa seakan-akan besar, sehingga masyarakat tidak protes. Padahal itu banyak selundupan dan banyak manipulasi,” tegas dia.

Seperti diketahui, Wakil ketua DPR RI Fahri Hamzah mengungkapkan kepergian Jokowi ke AS mengundang pertanyaan terkait deal-deal penting termasuk soal perpanjangan kontrak PT Freeport. Bahkan, pembahasan RAPBN 2016 cenderung berlangsung lambat dan kurang dinamis sebagaimana pembahasan APBN pada periode sebelumnya.

“Selain itu, PMN kurang mendapat tanggapan dari Banggar DPR-RI. Banyak catatan yang seharusnya disampaikan. Kecenderungan ekspansi Menteri Rini Soemarno perlu dicermati. Jangan sampai jadi beban di masa depan,” jelasnya.

Presiden Jokowi diketahui mengandalkan Meneg BUMN Rini Soemarno dalam fund rising. Menteri Rini juga menggarap deal-deal antara BUMN dengan China.

Dengan dua sayap pencari dana dan dukungan politik ini, Jokowi nyaris tidak memerlukan politik di parlemen.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan