Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Pergerakan laju Rupiah pada penutupan perdagangan kembali mengalami pelemahan. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan sehari sebelumnya dimana pelemahan laju harga minyak mentah dunia seiring ekspektasi meningkatnya supply memberikan semangat bagi laju USD untuk dapat menguat dan Rupiah pun terkena imbas negatifnya.

Analis menilai, pelemahan harga minyak mentah dunia yang berimbas pada penurunan sejumlah harga komoditas memberikan amunisi bagi US$ untuk dapat bergerak menguat. Kondisi ini pun berimbas pada pelemahan sejumlah mata uang a.l AUDUSD, USDCAD, USDRUB, dan EURUSD.

“Pelemahan laju Rupiah masih berpotensi kembali terjadi seiring masih bertahannya tren penguatan indeks USD-IDR,” ujar kepala riset NHKSI, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (22/10).

Menurutnya, laju Rupiah akan menguji sentimen dari dirilisnya paket kebijakan ekonomi.

“Laju Rupiah diperkirakan akan berada di bawah target support 13.650. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia di rentang Rp13.712-13.685. Tetap cermati sentimen yang akan muncul,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka