Jakarta, Aktual.co — Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Indonesia bersama dengan Museum Tesktil Jakarta menggelar lokakarya konservasi tekstil untuk memperbaiki dan melestarikan koleksi batik karya Iwan Tirta milik Kedubes AS.

“Kedubes AS dan Museum Tekstil akan memberi perawatan terhadap koleksi batik ternama karya Iwan Tirta karena batik ini tidak hanya dimiliki dua negara tetapi semua manusia khususnya pecinta batik,” kata perwakilan dari Kedubes AS untuk Indonesia Kristen F. Bauer saat membuka Lokakarya bertema “Konservasi Tekstil Koleksi Batik Bersejarah Iwan Tirta” di Museum Tekstil, Jakarta, Kamis (9/4).

Sebanyak 26 koleksi batik karya Iwan Tirta dipamerkan selama beberapa dekade di Kedubes AS sebagai bentuk apresiasi warga AS terhadap keindahan batik.

Desain batik dan busana karya Iwan Tirta telah banyak dipublikasikan di majalah mode dan dipakai oleh banyak pimpinan negara, contohnya Nelson Mandela dan salah satu mantan Presiden AS, Ronald Reagan.

Koleksi batik yang dimiliki oleh Kedubes AS tersebut diperoleh dari warisan pimpinan negara serta hadiah yang telah lama disimpan di rumah beberapa Duta Besar.

Untuk memimpin konservasi, pihak kedubes memilih konservator tekstil sekaligus spesialis konservatif preventif, Julia M. Brennan dengan dibantu oleh kurator Museum Tekstil Jakarta, Benny Gratha.

Mereka akan melakukan pembersihan, perbaikan dan perawatan konservasi terhadap 25 dari 26 koleksi batik tersebut.

“Setelah batik ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya, saya kira ini waktu yang tepat untuk mengkonservasi batik Iwan Tirta, apalagi kedua orang tua saya bersahabat baik dengan beliau,” kata Julia, warga AS yang lahir di Surabaya tersebut.

Selama delapan hari ke depan, Julia dan Benny akan memandu 15 peserta lokakarya dari museum berbagai daerah dalam mempraktikkan metode perawatan konservasi batik di Museum Tekstil Jakarta pada 9-17 April 2015.

Selain untuk mempererat hubungan kedua negara lewat budaya, lokakarya konservasi menjadi sarana transfer pengetahuan bagi masyarakat dari museum Indonesia dan staf Museum Tekstil Jakarta khususnya guna memajukan keterampilan konservasi.

“Pendidikan formal tentang konservasi belum dikenal di Indonesia dan saat ini hanya sedikit konservator seni yang memperoleh pengetahuannya di luar negeri,” kata Direktur Museum Tekstil Dyah Damayanti.

Dyah berharap setelah lokakarya ini, Museum Tekstil dapat meningkatkan layanan perawatan dan pelestarian tekstil, khususnya batik.

Artikel ini ditulis oleh: