Beberapa kapal penumpang dan nelayan beraktivitas saat kabut asap menyelimuti Pantai Timur Sumatera terlihat dari Pelabuhan Tanggo Rajo Hulu, Tanjung Jabung Barat, Jambi, Kamis (23/7). Menurut BMKG Provinsi Jambi, sejumlah kawasan perairan dan daratan di daerah itu terdampak asap yang terbawa tiupan angin dari arah tenggara sampai selatan yang pada hari ini terpantau terdapat titik api, yakni di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (lima titik) dan Muarojambi (16 titik). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/Rei/Spt/15.

Banda Aceh, Aktual.com – Nelayan dari sejumlah kecamatan di Aceh Utara sejak tiga hari terakhir tidak melaut, karena terhalang jarak pandang akibat kabut asap yang melimuti perairan Aceh Utara dan Lhokseumawe yang semakin pekat pada Minggu (24/10).

Kondisi kabut asap di Lhokseumawe dan Aceh Utara dalam dua hari terakhir lebih parah dibandingkan beberapa pekan terakhir ini. Selain menggangu aktivitas nelayan, kabut asap juga mengganggu jalur darat, lebih-lebih lagi jalur udara.

Kepala Pengelola Bandara Malikussaleh Aceh Utara, Miswan menyebutkan pihaknya menutup bandara itu sementara waktu.

“Hari ini jarak pandang hanya 200 meter. Kemarin jarak pandang 500 meter, maskapai tak berani terbang. Apalagi dengan jarak pandang hari ini yang semakin pendek,” ujar Miswan.

Panglima laot Seunuddon Aceh Utara, Amir Yusuf menyebutkan, nelayan di kawasan Seunuddon sama sekali tidak melaut dua hari terakhir juga karena kabut asap.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Lhokseumawe Kharendra Muiz kepada Serambi menyebutkan kabut asap semakin bertambah di Lhokseumawe karena titik api kebakaran hutan di Palembang dan Jambi semakin bertambah, dan arah angin ke Lhokseumawe. “Jarak pandang hari ini sekitar 100 meter, dan hanya di lokasi tertentu yang capai 200 meter,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: