Semarang, Aktual.com — Wakil ketua DPR RI Agus Hermanto menilai paket kebijakan ekonomi 1 hingga 5 yang dikeluarkan pemerintahan Jokowi belum memberikan dampak positif terhadap kemerosotan pertumbuhan ekonomi. Kebijakannya itu dinilai belum mempunyai sarana yang menguatkan daya beli ekonomi menengah ke bawah.

“Kelima paket ekonomi pemerintah itu belum mampu mengobati kelesuan ekonomi maupun kerusakan ekonomi. Dalam bahasa minum jamunya : belum ces pleng,” ujar dia disela-sela Rapin Provinsi Kadin Jateng di hotel Patrajasa Semarang, Senin (26/10).
Ia hanya menegaskan bahwa paket kebijakan ekonomi hanya bisa menghambat kemerosotan pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih parah. Namun, belum bisa mengobati dari daya beli masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
“Paket kebijakan ekonomi memang berdampakmpositif dan tidak menaikkan kurs rupiah terhadap dollar pada angka Rp15 ribu. Tapi, mempertahankan kurs Rp13.600. Namun, pertumbuhan ekonomi tidak kembali pulih,” beber dia.
Ia mengemukakan, paket kebijakan ekonomi pemerintah masih lesu karena belum mempunyai sarana daya beli masyarakat ke menengah ke bawah. Kendati demikian, mengancam masyarakat yang tidak bisa memproduksi produk barang dan jasa dalam negeri, maka perusahaan dalam negeri gulung tikar. “Jika, tidak diproduksi, maka efek domino yang terjadi adalah perusahaan dalam negeri akan gulung tikar. Akibatnya, PHK tidak terhindarkan lagi. Buktinya sekarang banyak PHK,” kata dia.
Politisi Partai Demokrat itu telah menyampaikan solusi mengatasi kelesuan ekonomi nasional, sebelum dikeluarkan paket kebijakan pemerintah. Sebab, paket kebijakan saat ini hanya mengcover ekonomi ke atas pada sektor investasi dan perpajakan.
“Apa yang saya sampaikan sebelum kebijakan pemerintah mengeluarkan, saya sampaikan dulu soal penguatan daya beli masyarakat,” terangnya.
Untuk mengimplementasikan itu, pemerintah harus memberikan bantuan uang dalam bentuk program yang pernah dilakukan di era pemerintahan SBY, yakni pemberian Kredit Usaha Rakyat, PMKP, Bantuan Langsung Tunai dan Bansos. Ditanya program SBY jauh lebih efektif ketimbang Jokowi, pihaknya mengakui adanya program pemerintahan saat ini belum memberikan solusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Bantuan kepada masyarakat menengah ke bawah harus dikuatkan. Itu menjadi solusi mengatasi kemerosotan ekonomi kita,”

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan