Kupang, Aktual.com — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan ‘Festival Budaya Melanesia’ di Kupang, Nusa Tenggara Timur, mulai Selasa hingga Jumat (30/10) mendatang, merupakan cara untuk membangun persaudaraan, persahabatan, dan kerja sama di negara-negara yang memiliki penduduk Melanesia.
“Setelah memahami dan mengenal dapat meningkat menjadi tukar pikiran, kerja sama, dan akhirnya menuju kesejahteraan bersama rakyat Melanesia,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kacung Marijan saat memberi sambutan pada malam penyambutan delegasi Festival Budaya Melanesia di Kupang, Selasa (27/10).
Ia mengharapkan kebudayaan menjadi pintu masuk untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi, khususnya kemaritiman dan politik.
“Mudah-mudahan dengan pintu kebudayaan bisa menciptakan perdamaian dan membangun kesejahteraan,” katanya.
Kerja sama dalam bidang budaya juga diharapkan dapat menjembatani perbedaan yang ada di antara negara Melanesia.
Festival Budaya Melanesia diadakan di Indonesia untuk pertama kali yang dihadiri delegasi dari Papua Nugini, Fiji, dan Kaledonia Baru.
Selain seminar mengenai penyebaran, bahasa, dan kerja sama Melanesia, festival itu juga akan diisi oleh pemutaran film dari negara peserta.
Indonesia memutar tiga film dalam festival tersebut, yaitu “Cahaya dari Timur”, “Tanah Mama”, dan “Atambua 39 C”.
Festival itu turut mengagendakan penampilan seni dari negara peserta, Indonesia mengirim perwakilan dari Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Melanesia adalah subras dengan persebaran di wilayah Indonesia mencakup Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat, serta negara lain, seperti Vanuatu, Fiji, Pulau Solomon, dan Papua Nugini.
Arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak menjelaskan pada jumpa pers, Kamis (22/10) lalu, leluhur yang datang ke Nusantara ada yang tetap tinggal dan ada yang bermigrasi hingga ke Australia dan berpusat di Papua, Papua Nugini, dan Australia.
Budaya yang berkembang di Papua dan Papua Nugini meluas sampai ke Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat serta timur jauh seperti Fiji dan Vanuatu.
Bukti-bukti peninggalan Melanesia menunjukkan subras tersebut hadir di Australia, yang diwakili oleh Aborigin, sejak 60.000 tahun lalu.
Sementara itu, peninggalan di Indonesia menunjukkan mereka datang 45.000 sampai 50.000 tahun yang lalu.
Perbedaan budaya yang ada di tempat persebaran Melanesia menurut Truman disebabkan oleh faktor lokal.
Artikel ini ditulis oleh: