Medan, Aktual.co — Lembaga Transparansi (Letras) menilai bahwa laporan kerugian perusahaan Pertamina sebagai sebuah keanehan.

“Ya, sudah pasti aneh, Pertamina itu mengelola bisnis besar, mulai dari BBM, gas dan beberapa sektor migas lainnya. Ini bisnis yang seharusnya menguntungkan, tapi kenapa bisa merugi?” ujar Direktur Letras, Henrico kepada Aktual.co, Rabu (8/4).

Dikatakan Henrico, laporan kerugian PT. Pertamina mencapai USD700 juta sangat tidak masuk di akal dan patut dibuktikan kebenarannya secara hukum.

“Ya, itu perusahaan milik negara, kalau untung untuk rakyat dan kalau rugi untuk rakyat. Makanya, penegak hukum mulai dari BPK hingga KPK harus segera mengambil langkah-langkah tegas. Kroscek itu pengelolaan anggarannya,” tukas Henrico.

Menurutnya, kerugian besar yang dialami oleh Pertamina adalah sesuatu yang memalukan karena level perusahaan yang harusnya bisa bersaing secara internasional. Untuk itu lanjutnya, jajaran pejabat di tubuh Pertamina perlu di evaluasi.

“Presiden Jokowi ya harus turun tangan, Pertamina itu juga termasuk wajah negara di mata dunia dalam sektor Migas. Kalau perusahaannya merugi, gimana dengan negaranya? Apa cari hutang Luar Negeri terus?” Tukas Henrico.

Artikel ini ditulis oleh: