Jakarta, Aktual.com – Koalisi Merah Putih (KMP) memandang RAPBN 2016 terlalu besar sehingga harus dipangkas. Salah satu cara memangkasnya yakni dengan menghilangkan Penyertaan Modal Negara (PMN).
Disampaikan Koordinator Pelaksana KMP Idrus Marham, hal itu menjadi keputusan dari rapat yang digelar pimpinan partai yang tergabung di koalisi tersebut, Rabu (28/10) malam.
Kata dia, KMP berpendapat dari 24 penerima PMN hampir semua harus dipangkas. Alasannya, di samping tidak pro rakyat, tahun lalu PMN juga belum semuanya terserap.
“Sehingga sangat tidak logis itu masih dicantumkan (di RAPBN 2016-red),” ujar Sekretaris Jenderal Partai Golkar pimpinan Aburizal Bakrie itu saat dihubungi Aktual.com, Kamis (29/10) dinihari.
Tapi, kata Idrus, ada satu PMN yang dianggap KMP masih memungkinkan untuk dikucurkan. “Kecuali satu itu Askrindo (persero). Perhitungannya kalau itu (Askrindo) diberikan PMN 500 miliar itu maka bisa memberikan asuransi Rp5 triliun,” ujar dia.
Berikut rincian PMN Rp39,42 triliun untuk BUMN di RAPBN 2016:
Penerima PMN dalam bentuk tunai:
1. Perum Bulog Rp2 triliun.
2. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Rp500 miliar.
3. PT SMI (Persero) Rp5 triliun.
4. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Rp1 triliun.
5. PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) Rp1 triliun.
6. PT Hutama Karya (Persero) Rp3 triliun.
7. PT Wijaya Karya Tbk Rp3 triliun.
8. PT Pembangunan Perumahan Tbk Rp2 triliun.
9. PT Angkasa Pura II (Persero) Rp2 triliun.
10. PT Jasa Marga Tbk Rp1,25 triliun.
11. PT PLN (Persero) Rp10 triliun.
12. PT Geo Dipa Energi (Persero) Rp1,16 triliun.
13. PT Krakatau Steel Tbk Rp1,5 triliun.
14. PT Industri Kereta Api (Persero) Rp1 triliun.
15. PT Barata Indonesia (Persero) Rp500 miliar.
16. PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Rp500 miliar.
17. PT Askrindo (Persero) Rp500 miliar.
18. Perum Jamkrindo Rp500 miliar.
19. PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) Rp500 miliar.
PMN untuk BUMN dalam bentuk nontunai:
20. PT Perikanan Nusantara (Persero) Rp29,4 miliar.
21. PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Rp692,5 miliar.
22. Perum Perumnas Rp235,4 miliar.
23. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Rp564,8 miliar.
24. PT Amarta Karya (Persero) Rp32,1 miliar.
25. PT Krakatau Steel Rp956,5 miliar.
Artikel ini ditulis oleh: