Jakarta, Aktual.com —  PT PLN (Persero) mengajak partisipasi masyarakat untuk mengurangi pemakaian listrik pada waktu beban puncak. Pasalnya, musim kemarau yang berlangsung cukup panjang tahun ini mempengaruhi operasi beberapa Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA). Hal ini menyebabkan berkurangnya pasokan listrik dari beberapa pusat pembangkit.

Plt. Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto mengatakan, dua PLTA besar yaitu PLTA Cirata 1000 Mega Watt (MW) dan PLTA Saguling 700 MW di Jawa Barat tidak bisa beroperasi karena air waduk yang terbatas dan diprioritaskan untuk pengairan. Beberapa PLTA lain juga mengalami hal serupa.

“Di Jawa Bali yang telah tersambung menjadi satu sistem kelistrikan, pada waktu beban puncak (18.00 – 22.00 waktu setempat) mengalami kekurangan pasokan (defisit daya) sehingga terpaksa dilakukan pemadaman di beberapa lokasi secara bergilir maksimal selama tiga jam setiap kali padam supaya tidak terlalu mengganggu aktifitas pelanggan,” kata Bambang dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (30/10).

Pada saat yang sama sejak 28 Oktober dini hari terjadi gangguan pada main transformer PLTU Paiton unit 7 & 8 kapasitas 1200 MW yang dioperasikan oleh Pailton Energy Company (PEC). Disamping itu beberapa pembangkit besar juga seperti PLTU Indramayu, PLTU Suralaya dan PLTU Pelabuhan Ratu.

“Akibat dari kondisi ini, dua hari terakhir ini terjadi defisit di Jawa dan Bali sekitar 1000 MW di saat beban puncak. Beban puncak sistem kelistrikan Jawa Bali sekitar 23.900 MW,” ujar dia.

Bambang menambahkan, ada kemungkinan defisit ini masih akan berlangsung beberapa hari ke depan jika perbaikan beberapa pembangkit yang terganggu mengalami keterlambatan. Namun PLN berupaya semaksimal mungkin untuk mempercepat perbaikan pembangkit.

Disamping itu PLN juga mohon partisipasi pelanggan untuk mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak diperlukan, terutama pada waktu beban puncak. Hal ini sangat signifikan untuk mengurangi defisit daya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka