Jakarta, Aktual.com – Lima Fraksi di DPRD DKI turun tangan meminta Kapolda Metro Jaya Kapolda Irjen Tito Karnavian untuk menangguhkan penahanan Sekjen Jakmania, Febrianto. Kelima fraksi itu adalah Gerindra, Hanura, Nasdem, PKB dan PPP.

Permintaan kelima fraksi lewat surat 28 Oktober itu dilayangkan, lantaran Febri merupakan tulang punggung nafkah keluarga. Ditambah lagi istri Febrianto saat ini sedang hamil.

Pengacara Febrianto dari Tim Advokat Suporter Indonesia, Muhammad Halim mengatakan kelima surat sudah dikirim ke Kapolda Kamis (29/10) kemarin. “Sudah diterima di bagian Setum Polda. Mudah-mudahan segera dibaca dan direspon positif oleh Kapolda,” kata Halim di Jakarta, Jumat (30/10).

Pengacara Febrianto yang lain, Rendy Anggara Putra menambahkan, permintaan DPRD Jakarta ini adalah permintaan penangguhan penahanan yang kesekian kali. Sebelumnya sudah ada permintaan penangguhan yang dilakukan oleh pihak keluarga, Rukun Tetangga dan Rukun Warga tempat Febri berdomisili.

Dia berharap Kapolda melalui penyidik bisa segera mengabulkan hak Febri untuk penangguhan penahanan. Sebab pihaknya sudah menjalankan seluruh pemeriksaan tanpa ada upaya menghalang-halangi.

Selain itu, seluruh alat bukti juga sudah disita, termasuk capture twitter yang dipersoalkan penyidik. Jadi, kata dia, alasan subyektif penahanan karena khawatir Febri melarikan diri, mengulangi tindak pidana dan merusak alat bukti dianggap sudah tidak relevan. “Sehingga Febrianto layak untuk ditangguhkan penahanannya,” ujar Rendy.

Sambung Halim, berbagai pihak juga sudah meminta penahanan Febri ditangguhkan. Berdasarkan informasi, fraksi lain di Kebon Sirih juga akan mengirimkan permintaan yang sama. “Juga kabarnya ada elemen masyarakat lain, tokoh dan pejabat yang juga bersedia meminta penangguhan penahanan. Kita lihat saja,” ucap Halim.

Kelima surat itu ditandatangani ketua dari lima fraksi. Yakni: Ketua F-Nasdem Bestari Barus, Ketua F-Gerindra Abdul Ghoni, Ketua F-PKB Hasbiallah Ilyas, Ketua F-PPP Maman Firmansyah, Ketua F-Hanura M Sangaji.

Febri ditangkap Polda Metro Jaya (18/10) saat Final Piala Presiden. Dia diduga menjadi otak di balik kericuhan suporter karena cuitan di twitter seminggu sebelum pelaksanaan Final, yaitu pada Minggu (11/10).

Dia menulis ‘Kalau menganggap final piala presiden di GBK takkan ada apa2, mungkin anda bisa menyusul kawan anda rangga #TolakPersibMainDiJakarta.

Artikel ini ditulis oleh: