Jakarta, Aktual.co — Bila Anda terserang ‘back pain’ seringkali mengganggu aktivitas keseharian. Ketika seseorang mengalami back pain, maka ia akan sulit dalam melakukan aktivitasnya, karena rasa nyeri yang di alaminya. Nyeri yang terjadi pada punggung dapat disebabkan oleh masalah saraf, otot, ligament, tulang, maupun sendi tulang belakang.
Berdasarkan region-nya, ‘back pain’ di bagi menjadi tiga regional, yaitu upper back pain yaitu nyeri pada leher, middle/thoracal back pain yaitu nyeri pada punggung, dan yang terakhir lower back pain yaitu nyeri pada punggung bawah atau pinggang.
Untuk diketahui, back pain atau nyeri punggung merupakan hal yang sering kali dialami seseorang dalam hidupnya, dalam sebuah penelitian di katakana bahwa, setiap manusia pernah merasakan back pain. Back pain merupakan suatu nyeri di punggung yang merupakan suatu tanda atas adanya masalah pada punggung.
Penyakit ini tidak hanya terjadi pada mereka yang pekerjaannya selalu mengangkat benda-benda berat. Siapa pun berisiko mengalami penyakit ini jika Anda harus duduk di depan komputer sepanjang hari, atau Anda berdiri untuk periode waktu yang lama. Hal yang lebih buruk lagi adalah bahwa nyeri punggung bisa berakibat serius. Ia bisa menjadi cidera jangka panjang dan akan merubah gaya hidup Anda.
Nyeri pinggang di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang serius. Ia merupakan penyakit nomor dua pada manusia setelah influenza (Dr.Rahajeng Tunjung, 2005, red). Kira-kira 80 persen penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan nyeri punggung bawah. Pada setiap saat lebih dari 10 % penduduk menderita nyeri pinggang.
Insidensi nyeri pinggang di beberapa negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun kronik, termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri pinggang sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri.
Studi populasi dl daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2% pada pria dan 13,6% pada wanita. Di rumah sakit Jakarta, Yogyakarta dan Semarang insidensinya sekitar 5,4 – 5,8%, frekwensi terbanyak pada usia 45-65 tahun. (Artikel: Mahasiswa STIKes Binawan, Widya Andini, Jalan Raya Nomor 20-3, Jakarta/ Bersambung……)
Artikel ini ditulis oleh:

















