Jakarta, Aktual.com — Komisi VII DPR melakukan kunjungan ke Komisi Energi (The Energy and Power Sub Committee) Kongres Amerika Serikat membahas permasalahan energi yang terjadi saat ini. Dirinya menerangkan bahwa agenda DPR ini tak terkait dengan kunjungan Presiden Joko Widodo yang juga tengah melakukan lawatan ke Amerika Serikat.
Satya Widya Yudha, Wakil Ketua Komisi VII DPR mengungkapkan komisi Energi Kongres Amerika Serikat dikuasai Partai Republik memang cenderung mengedepankan kebijakan yang pro dengan energi dari fosil. Karena itu, tidak heran jika mereka mengkritisi kebijakan Presiden Barrack Obama yang lebih mempromosikan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
“Mereka mengkritisi Presiden Obama, dan menganggap EBT hanya cocok disaat harga minyak dan gas bumi dunia tinggi,” ujar Satya dalam keterangan yang diterima Aktual, Senin (2/11).
Sedangkan pada saat ini harga minyak dunia begitu rendah. Hingga penutupan perdagangan kemarin, harga minyak sudah berada pada US$43 per barel. Harga minyak diperkirakan akan terus turun hingga US$40 per barel, seiring dengan perkiraan bahwa pasokan minyak AS akan kembali naik.
“Cuaca musim gugur ringan yang melanda sebagian besar AS, ditambah dengan produksi minyak dan gas bumi berlimpah, telah menambah kelebihan pasokan, dengan stok berada di dekat tertinggi sepanjang masa,” tambahnya.
Dalam pertemuan dengan Komisi Energi Kongres AS tersebut, menurut Satya, juga digali kemungkinan adanya kebijakan Amerika Serikat untuk mempertahankan produksi gas mereka.
“Penemuan shale gas membuat AS kelebihan produksi gas. Dari importir mereka menjadi Eksportir. Kebijakan mereka akan mempengaruhi harga gas dunia begitu mereka melakukan ekspor shale gasnya dalam bentuk LNG,” jelas Satya.
Jika AS mempertahankan produksi gas mereka, maka Asia Pacifik akan dipenuhi dengan gas berharga murah. Apalagi produsen gas di Timur Tengah juga tak mau menurunkan produksinya.
“Bisa jadi Indonesia akan kesulitan mengekspor gasnya dalam harga tinggi,” tutur Satya.
Rombongan Komisi VII DPR selama di Amerika Serikat juga mengunjungi serta berdiskusi dengan para pejabat Departemen Energi, dan Departemen Luar Negeri direktorat energi. Sejumlah lembaga tangki seperti Center for Strategic and International Studies (CSIS), serta Natural Resources Governance Institute (NRGI).
Adapun dari Komsi VII DPR, selain Satya adalah Mercy Chriesty Barends dan Dony Maryadi Oekon (Fraksi PDIP), Kurtubi (Fraksi Nasdem), Iskan Qolba Lubis (Fraksi PKS), Totok Daryanto dan Andriyanto Johan Syah (Fraksi PAN), Agus Sulistyono (Fraksi PKB), Ramson Siagian (Fraksi Gerindra), Mohammad Suryo Alam (Fraksi PartaiGolkar), dan Achmad Farial (Fraksi PPP).
Artikel ini ditulis oleh:
Eka