Jakarta, Aktual.com — PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, PT Prima Layanan Nasional Enjiniring meresmikan groundbreaking pabrik switchgear untuk Tegangan Tinggi (TT) dan Tegangan Ekstra Tinggi (TET) pertama di Indonesia dengan menggandeng PT Crompton Prima Switchgear Indonesia (CPSI).
Presiden Direktur PT Crompton Prima Switchgear Indonesia (CPSI), Srinivasan M S mengatakan, kerja sama ini merupakan inisiatif dan upaya untuk mempromosikan industri kelistrikan di dalam negeri yang akan mendukung pertumbuhan di sektor kelistrikan.
“Pabrik harus memenuhi permintaan dalam negeri, terutama dari PT PLN (Persero) dan pasar ekspor pasar ke Asia Tenggara dan Asia Pasifik,” kata dia di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, Senin (2/11).
Ia memaparkan, jika melihat lebih dekat ketenagalistrikan yang ada di Indonesia, baik itu secara operasional dan struktur biaya investasi, masih mempunyai porsi yang berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar dalam negeri. Salah satu faktornya adalah permintaan tinggi terhadap barang-barang impor serta jasa yang mana belum diproduksi atau secara domestik tersedia.
“Kombinasi dari ketergantungan dengan fakta yang semua pendapatan dari konsumen akhir didenominasi dalam Rupiah menempatkan sektor dalam risiko sistemik bisnis dari ketidakpastian nilai tukar,” paparnya.
Di tempat yang sama, Direktur Bisnis Regional Jawa bagian Tengah PLN, Nasri Sebayang menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan ekonomi dunia yang sangat dramatis yang diindikasikan salah satunya dengan tajam dan cepatnya fluktuasi nilai tukar mata uang berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia merupakan salah satu risiko utama yang dihadapi PLN saat ini, mengingat masih cukup tingginya porsi mata uang asing dalam struktur komponen biaya operasi dan investasi perusahaan.
“Untuk itu, maka PT PLN (Persero) telah melakukan langkah-langkah antisipasi yang bersifat strategis, sebagai contoh salah satu mitigasi atas risiko fluktuasi nilai tukar mata uang adalah penerapan mekanisme lindung nilai (hedging) sesuai dengan aturan dan rekomendasi yang dibuat oleh BI,” ungkapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan