Ketua MPR Zulkifli Hasan (tengah) didampingi Wakil Ketua MPR Oesman Sapta (kedua kiri), Hidayat Nur Wahid (kanan) serta pimpinan fraksi MPR RI memaparkan hasil pertemuan dengan Presiden Joko Widodo terkait undangan pidato laporan kinerja lembaga negara di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/7). Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mengundang delapan lembaga negara yaitu Presiden, DPR, DPD, MA, KY, MK, BPK, termasuk MPR untuk menyampaikan kinerjanya kepada rakyat pada pidato kenegaraan pada 15 Agustus 2015, hal tersebut merupakan tradisi baru dalam sidang MPR RI. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ed/pd/15

Jakarta, Aktual.com — Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengaku belum melihat secara detail surat edaran (SE) Kapolri Jenderal Badrodin Haiti tentang penanganan ujaran kebencian atau Hate Speech.

Namun, ia mengatakan dalam cara berbangsa dan bernegara harus mengedepankan nilai-nilai falsafah dari Pancasila.

“Soal SE (ujaran kebencian) saya belum baca. Tetapi, Pancasila itu kalau diringkas satu kalimat adalah cinta kasih, gotong royong, kekeluargaan, musyawarah mufakat,” kata Zulkifli, di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (2/11).

Oleh karena itu, sambung dia, meski saat ini Indonesia sedang menjalankan sistem kebebasan dalam berdemokrasi, tentu semua harus taat pada norma dan nilai-nilai pancasila.

“Demokrasi kebebasan itu juga ada hak orang lain. Budaya, kita kalau caci maki, memfitnah tentu tidak tepat, tidak sesuai dengan asas kekeluargaan, gotong royong, musyawarah mufakat,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang