Presiden Joko Widodo (kiri) menjawab sejumlah pertanyaan dari wartawan LKBN Antara, TVRI dan RRI Maulana ketika wawancara khusus di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (19/10). Presiden Joko Widodo menjelaskan sejumlah program, tantangan dan halangan dalam menjalankan pemerintahannya bersama Wapres Jusuf Kalla selama satu tahun pada 20 Oktober 2015. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/ama/15.

Makassar, Aktual.com – Sejumlah pihak menilai, Presiden Joko Widodo semestinya dalam waktu dekat melakukan evaluasi dan pergantian menteri yang dianggap tidak memberikan kontribusi yang nyata bagi kabinet pemerintahannya.

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Arqam Azikin mengungkapkan, pergantian menteri sudah perlu dilakukan Presiden Jokowi pada November ini, melihat kinerja beberapa menteri yang belum sesuai harapan publik.

“Paling lambat, Desember tahun ini mestinya Jokowi melakukan evaluasi dalam struktur kementeriannya,” ucap Arqam kepada Aktual.com di Makassar, Senin (2/10).

Arqam menuturkan, berdasarkan kinerja dan masalah-maslaah internal kementerian yang telah terbuka di media massa, bisa menjadi alasan bagi presiden Jokowi untuk melakukan pergantian menteri.

“Berbagai issu dan wacana publik akan pro kontra saya kita sudah jelas. Selain itu, beberapa kementerian bisa menjadi pintu masuk bagi Presiden dalam melakukan evaluasi menteri-menterinya,” ungkapnya.

Evaluasi ini, lanjut Direktur Sekolah Kebangsaan ini diharapkan mampu mendorong para menteri bekerja serius untuk kepentingan Rakyat dan Negara.

“Memasuki tahun2016, menteri Jokowi sudah harus perkuat ikat pinggang dalam mempercepat kinerja di hadapan rakyat dan tidak lagi banyak berada di belakang meja kantor kementeriannya,” lanjutnya.

Arqam menambahkan, evaluasi-evaluasi kerja kabinet para menteri semakin perlu ditransparankan dalam menjalankan agenda programnya.

“Supaya rakyat merasakan adanya perhatian Negara dalam melayani rakyat Indonesia,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: