Jakarta, Aktual.com — Pebalap Valentino Rossi telah mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS) setelah ia dibuang ke ‘grid’ paling belakang untuk seri balapan terakhir yang menentukan gelar juara dunia MotoGP 2015.
Bintang MotoGP tersebut dihukum oleh petugas pertandingan MotoGP, setelah disalahkan dalam bentrokan dengan Marc Marquez di Grand Prix Malaysia, karena dinilai berbahaya.
“Rossi telah mengajukan permohonan, mendesak untuk membatalkan eksekusi keputusan agar tidak kehilangan tempat dan poin pada ‘starting grid’ di depan, dan terakhir, di kejuaraan musim ini,” kata jubir CAS.
“Rossi berusaha membatalkan atau pengurangan untuk hukumannya.”
Untuk diketahui, pebalap berusia 36 tahun itu kini unggul tipis tujuh poin atas rekan setimnya dari Yamaha Jorge Lorenzo menjelang final di Valencia pada 8 November mendatang. Oleh sebab itu, CAS akan membuat keputusan pada tanggal 6 November.
Rossi bisa menjadi juara dunia untuk ke-10 kali, jika Lorenzo memenangkan perlombaan – asalkan dia (Rossi) harus finis di urutan kedua.
Rossi dikenai sanksi oleh badan yuridiksi balapan (Race Direction), pasca dianggap menendang keluar Marquez, yang kemudian kehilangan kendali dan jatuh keluar dari perlombaan di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia.
Hukuman itu memicu kampanye untuk memaksa Race Direction untuk membatalkan keputusan menghukum Rossi.
Jumat lalu, sekitar 544 ribu orang telah menandatangani petisi “Hapus hukuman untuk Valentino Rossi dan membawa kembali sang juara,” tulis fanpage berbahasa Inggris change.org yang dimotori oleh Nicholas Davis.
Petisi – yang telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa – itu menunjukkan kekuatan perasaan dari para fans yang merasa pebalap favorit mereka telah diperlakukan secara tidak adil.
Serta menuduh para petinggi MotoGP, salah menghukum Rossi, dimana pesaing Rossi keluar lintasan karena gagal memberikan sanksi kepada Lorenzo untuk menyalip meskipun bendera kuning dikibarkan – pelanggaran yang bisa merugikan prospek pebalap Spanyol memenangkan gelar ketiganya.
“Anda baru saja memaafkan taktik balap kotor dengan menghukum Valentino Rossi hanya untuk mengejar target kejuaraan, sementara dilecehkan dan disabotase oleh Marc Marquez,” demikian bunyi permohonan tersebut.
“Di saat yang sama, Anda telah memungkinkan Jorge Lorenzo menyalip saat bendera kuning tanpa hukuman.”
“Apakah Anda membiarkan itu karena itu tidak melanggar aturan yang ada?”
Sementara itu, badan tertinggi di dunia yang mengurusi hal-hal seputar sepeda motor, dalam laman MotoGP pada Jumat (30/10) lalu, menyatakan, bahwa pihaknya tidak akan mengomentari banding Rossi.
Namun pada hari Kamis (29/10), sebuah surat terbuka yang ditujukan untuk umum dari presiden FIM Vito Ippolito, mengatakan, “Pebalap, tim, produsen dan sponsor tidak hanya harus menghormati aturan tetapi mereka harus menerima keputusan dari otoritas pejabat setempat, tak boleh apa yang mereka inginkan semaunya” kata Ippolito.
“Jika tidak, mereka berkontribusi untuk anarki dan merusak perkembangan masa depan olahraga MotoGP.”
“Saya berpikir bahwa apa yang terjadi … adalah hasil dari setidaknya beberapa hal persaingan sengit antara Marc Marquez dan Valentino Rossi.”
Artikel ini ditulis oleh: