Semarang, Aktual.com — Pameran ‘tosan aji’ yang diselenggarakan kerja sama komunitas penggemar keris dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi sarana penting menggugah generasi muda untuk mencintai dan melestarikan warisan nenek moyang bangsa.
“Kegiatan ini mendorong generasi muda mengenal dan mencintai budaya ‘tosan aji’, untuk selanjutnya tergugah untuk turut serta melestarikan peninggalan nenek moyang bangsa,” kata Ketua Satuhu Memetri Budaya Tosan Aji Magelang (Satriyatama), Ahmad Sofyan sebelum ‘Pameran dan Sarasehan Tosan Aji’ di Pendopo Tourist Information Center di kawasan Candi Borobudur, di Borobudur, Selasa (03/11).
Untuk diketahui, Satriyatama merupakan organisasi para pecinta tosan aji di Kabupaten Magelang yang hingga saat ini jumlahnya 86 orang tersebar di berbagai tempat di daerah setempat, dan setiap tahun bertepatan dengan Sura, tahun baru dalam penanggalan Jawa, menyelenggarakan pameran dan sarasehan tosan aji.
Pihaknya mengundang para siswa dari berbagai sekolah untuk menyaksikan pameran tosan aji di TIC Borobudur selama 3-4 Oktober 2015. Sekitar 200 keris, tombak, dan pedang dengan berbagai ragam dan usia yang selama ini menjadi koleksi para anggota Satriyatama, dipajang dalam pameran di tempat tersebut.
“Sudah kami koordinasikan dengan pihak sekolah, untuk mengirim para siswa menyaksikan pameran ini. Mereka ditugasi oleh para guru untuk membuat laporan tertulis tentang tosan aji,” kata Sofyan yang menjadi salah satu pembicara dalam sarasehan tosan aji.
Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO), katanya, pada 25 November 20015 telah menetapkan keris sebagai warisan dunia sehingga bangsa Indonesia harus semakin bersemangat untuk melestarikannya.
Ia menyebut, bahwa keris bukan terkait dengan klenik, tetapi memuat nilai budaya bangsa yang tinggi, antara lain menyangkut kecanggihan seni tempa logam, keserasian dan keindahan bentuknya, serta memuat filosofi kehidupan masyarakat.
Bupati Magelang, Zaenal Arifin dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Disparbud Pemkab Magelang Edy Susanto mengharapkan kejayaan tosan aji pada masa lalu menjadi sumber inspirasi generasi muda meraih kejayaan bangsa pada masa mendatang.
“Kegiatan ini memberikan pemahaman perspektif historis bagi kita semua pada era globalisasi ini. Pusaka-pusaka para leluhur kita pernah mencapai kejayaan pada masanya, yang selanjutnya akan muncul harapan agar generasi muda kita dapat terinspirasi untuk meraih kembali kejayaan bangsa di era global ini, sehingga pada akhirnya kita memiliki kebanggaan terhadap Tanah Air,” katanya menjelaskan.
Ia mengemukakan, bahwa budaya tosan aji yang semula berfungsi sebagai senjata tikam untuk melindungi diri dari ancaman musuh, menjadi senjata untuk bertarung, saat ini telah berkembang sebagai koleksi pribadi dan pelengkap busana adat Jawa.
Seorang pembicara lainnya dalam sarasehan tosan aji itu adalah pegiat kelompok penggemar tosan aji dari Yogyakarta, “Pametriwiji”, KRT Projo Kardono. Hadir pula pada kesempatan itu, sejumlah penggemar tosan aji berasal dari beberapa daerah di luar Magelang.
Artikel ini ditulis oleh: