Manado, Aktual.com – Frekuensi kegempaan Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara melebihi batas normal, kata Kepala Pos Pengamataan Gunung Api, Farid Ruskanda Bina.

“Pada tanggal 2 Oktober pukul 18.00 – 24.00 WITA terekam sebanyak 56 kali gempa vulkanik dangkal dan dua kali gempa vulkanik dalam. Selanjutnya dari pukul 00.00 – 06.00 WITA juga masih terekam beberapa kali gempa dangkal. Kalau pada aktivitas normal biasanya terekam gempa di bawah lima kali dalam sehari,” kata Farid di Tomohon, Selasa (3/11).

Dia mengatakan, peningkatan kegempaan ini mengindikasikan masih terjadi suplai-suplai energi dari dalam yang berpeluang terjadinya akumulasi energi.

Karena itu dia mengharapkan, peningkatan aktivitas ini disikapi bijaksaaa warga yang bermukim di sekitar kawah dengan tidak melakukan aktivitas di radius bahaya sejauh 2,5 kilometer.

Sebab, menurut dia, bila terjadi letusan tiba-tiba dapat membahayakan keselamatan warga yang melakukan aktivitas di radius bahaya tersebut.

“Hendaknya peringatan ini juga dipatuhi pendaki yang biasanya menghabiskan waktu luang di akhir pekan. Peningkatan aktivitas di atas normal menandakan frekuensi kegempaan masih fluktuatif,” katanya.

Dia menambahkan, hingga saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status siaga level III untuk salah satu gunung api aktif di Provinsi Sulawesi Utara selain Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara dan Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tomohon terus melakukan sosialisasi bahaya bencana gunung api serta meningkatkan kesiapsiagaan warga zona merah dengan menggelar simulasi.

Status siaga Gunung Lokon ditetapkan sejak tengah Juli 2011 di rentang waktu hingga Oktober 2015, erupsi yang melontarkan material pijar dan debu letusan masih sering terjadi.

Artikel ini ditulis oleh: