Jakarta, Aktual.com — Kasus demi kasus korupsi terus menyeret sejumlah nama politisi. Yang terbaru, ditetapkannya 5 anggota DPRD Sumut dalam dugaan kasus gratifikasi untuk pemulusan beberapa kali LKPJ dan pengesahan APBD.
Terkait itu, pengamat politik USU Fernanda Putra Adela menilai, terseretnya para politisi dalam pusaran korupsi mengindikasikan terjadinya kesalahan dalam proses rekruitmen kader partai.
“kesalahan rekrutmen yang dilakukan khususnya partai politik untuk menempatkan orang-orang di bangku kekuasaan,” ujar Fernanda kepada Aktual.com di Medan
Menurut Fernanda, kekuasaan yang akhirnya diduduki kalangan politisi adalah sesuatu yang menjanjikan. Hal itu menyebabkan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan.
“Orang-orang yang mengeliling kekuatan itu akan mempengaruhi,” ujarnya.
Fernanda menyebutkan, dalam berbagai kasus korupsi. Penyalahgunaan kewenangan tidak akan dilakukan sendiri. Kekuasaan yang dimiliki menjadi alat untuk memperkaya diri sendiri dan orang lain.
“Yakinlah, dia (pemegang kekuasaan) tidak akan bermain sendiri. Tapi karena kekuasaan itu, dia akan bisa memperkaya orang lain,” tandasnya.
Disinggung terkait trend kepercayaan publik terhadap partai politik dan politisi, Fernanda menilai bahwa melemahnya kepercayaan itu sudah lama terjadi. Menurutnya, bukan saja soal kasus korupsi, abstennya partai dalam persoalan-persoalan rakyat bersumbangsih besar terhadap semakin tingginya ketidakpercayaan itu.
“Trend nya sudah lama, bukan kasus korupsi ini saja. Tapi karena ketidakhadiran partai, kasus korupsi yang melibatkan partai itu adalah kasus lain. Ketika kader korupsi, itu oknum. Tapi pertanyaannya, sejauh mana partai mempersiapkan kader agar tak masuk dalam oligarki kekuasaan itu tadi?,” tandasnya.
Saat ini, lanjut Fernanda sistem politik di Indonesia memasuki fase kemunduran transisi politik demokrasi yang terjebak dalam involusi politik. Situasi itu, sambungnya akan semakin mendorong demokrasi Indonesia dalam sebuah kemunduran.
“Maka dari itu, partai politik harus dikuatkan menjadi sekolah politik untuk menguatkan kadernya untuk siap menduduki posisi-posisi dan jabatan strategis,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby
